Berita Solo

Pedagang Kecil di Kawasan Simpang Joglo Gigit Jari, Pendapatan Merosot Drastis Pasca Akses Ditutup

Lokasi tempat pedagang kecil berjualan kerap menjadi tempat transit bagi bus-bus malam yang melintas.

TribunSolo.com/Andreas Chris Febrianto Nugroho
Seno (47) pedagang yang terdampak penutupan jalan Solo-Purwodadi imbas dari pengerjaan proyek rel layang Palang Joglo. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Andreas Chris Febrianto Nugroho

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Penutupan jalan menuju simpang Palang Joglo berdampak bagi pedagang-pedagang kecil di sekitar lokasi.

Biasanya mereka mendapat rezeki dari pengendara kendaraan yang lewat jalan Solo-Purwodadi, kini harus gigit jari.

Salah satunya, Seno (47) warga Sekip yang memiliki usaha toko kelontong kecil di jalan Kolonel Sugiyono, Sekip.

Sejak jalan tempat dimana ia berjualan tidak lagi menjadi akses bagi pengendara dari Purwodadi menuju Solo atau sebaliknya, warung dagangan Seno sepi pembeli.

Pedagang yang telah berjualan sejak tahun 1999 itu mengaku pendapatannya menurun drastis.

"Kalau masalah dampak pasti ada, kan ya mestinya yang biasanya lewat sini jadi nggak lewat. Lewat jalur lain," jelas Seno saat ditemui di lapaknya, Selasa (25/7/2023).

Lokasi tempat ia berdagang diakui Seno menjadi tempat transit bagi bus-bus malam yang melintas.

Kini otomatis sepi dan tidak ada lagi bus yang berhenti di depan lapak dagangannya.

"Kalau dulu malam biasanya bus malam itu sebelum naik tol ya mampir sini beli apalah, ya rokok ya minuman. Kadang kan yang di depan sini ada jualan wedangan, ya biasanya beli kopi," sambung Seno.

"Ndak ada yang mampir sekarang," tegasnya.

Baca juga: Nasib 21 SD Terdampak Kemacetan Proyek Simpang Joglo: Jam Masuk Mundur, Guru Berangkat Lebih Pagi

Baca juga: Kondisi Jalan Kampung Sadon, Jadi Alternatif saat Simpang Joglo Tutup: Ada Perlintasan Sebidang

Seno menerangkan, dulu ia bisa jumawa dengan pendapatan dari usahanya untuk bisa menghidupi keluarga.

"Pendapatan kotornya bisa Rp 1,5 juta sehari. Saya biasanya buka jam 8 pagi sampai jam 1 atau 2 dini hari," ungkap Seno.

Kini Seno hanya bisa mengantongi pendapatan untuk diputar kembali sebagai modal berdagang setiap hari.

"Wah separuh nggak ada," tambahnya.

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved