Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Viral

Pihak Kampus UMY Tak Percaya Korban Mutilasi di Sleman LGBT, Sebut Sedang Lakukan Penelitian

Informasi terbaru, korban disebut-sebut sedang melakukan penelitian terkait kelompok LGBT di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
KOMPAS.com Wijaya Kusuma/TRIBUNJOGJA.com Christi Mahatma
Tim gabungan saat melanjutkan pencarian potongan tubuh korban mutilasi di Sungai Bedog, Sleman, DIY, Kamis (13/7/2023) (kiri). Dua pelaku mutilasi dihadirkan dalam konferensi pers di Mapolda DIY, Minggu (16/7/2023) (kanan). 

TRIBUNSOLO.COM - Kasus mutilasi terhadap mahasiswa asal Pangkalpinang, RTA (20) di Kabupaten Sleman, Yogyakarta kini menemui babak baru.

Sebelumnya kasus mutilasi nan sadis itu terkuak lewat temuan sejumlah potongan tubuh di Kapanewon Turi, Kabupaten, Sleman pada Rabu (12/7/2023) lalu.

Polisi sudah menangkap dan menetapkan dua tersangka yakni W (20) dan RD (28).

Baca juga: Chat Pelaku dan Korban Mutilasi Sleman Diperiksa Tim Digital Forensik, Ungkap Kegiatan Tak Wajar

Berdasarkan hasil penyelidikan polisi, pembunuhan itu dilatarbelakangi aktivitas tak wajar yang dilakukan korban dan pelaku.

Informasi terbaru, korban disebut-sebut sedang melakukan penelitian terkait kelompok LGBT di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Penelitian tersebut dilakukan korban sejak tiga bulan lalu.

Hal itu disampaikan Wakil Rektor V Bidang Kerja Sama dan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Achmad Nurmandi.

Baca juga: Polisi Bongkar Isi Pesan Korban dan 2 Pelaku Kasus Mutilasi Sleman, Berkaitan Aktifitas Tidak Wajar

"Namanya meneliti, ya harus mencari informasi. Ia mungkin masuk ke kelompok itu," ujarnya, dilansir TribunJogja.com.

Achmad pun menyebut pihak kampus tengah melakukan penelusuran terkait hal tersebut.

Dari dugaan sementara, RTA menjadi korban ketika masuk langsung ke lingkaran kelompok LGBT untuk melakukan penelitian.

"Ya indikasinya seperti itu lho kalau misalnya dia itu LGBT ndak mungkin."

"Nggak sejajar kok itu kan pengangguran kabeh sik pelaku. Kalau LGBT itu kan sejajar mahasiswa dengan mahasiswa," paparnya.

"Jadi itu yang gak wajar (perbedaan status sosial) begitu, makanya karena informasi dari pelaku, karena korban yang sudah meninggal," tambahnya.

Baca juga: BREAKING NEWS : Mantan Rektor UNS Prof Syamsulhadi Meninggal di RSI Klaten

Sementara itu, penyidik kepolisian Polda DIY telah mencukupi barang bukti atas perkara tersebut.

Dalam waktu dekat, tim akan menyerahkan berkas perkara ke Jaksa Penuntut Umum (JPU).

Halaman
123
Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved