Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Menarik

Cucu Maju Calon Presiden, Berikut Sosok Kakek Anies Baswedan yang Diangkat Jadi Pahlawan Nasional

Kakek Anies Baswedan, Abdurrahman (AR) Baswedan ternyata punya perang penting dalam masa-masa kemerdekaan Indonesia.

Penulis: Tribun Network | Editor: Zharfan Muhana
50 Tahun Indonesia Merdeka
Kakek Anies Baswedan, Abdurrahman (AR) Baswedan ternyata punya perang penting dalam masa-masa kemerdekaan Indonesia. 

TRIBUNSOLO.COM - Anies Baswedan kini bersama Muhaimin Iskandar resmi berpasangan maju dalam pilpres 2024.

bila meruntut kebelakang, kedua sosok tersebut memiliki kakek yang tidak kalah terkenalnya jaman dahulu.

Kakek buyut Muhaimin adalah Bisri Syansuri, salah satu tokoh pendiri Nahdlatul Ulama dari pihak ibu.

Sementara kakek Anies Baswedan ialah Abdurrahman (AR) Baswedan yang sudah digelari Pahlawan Nasional asal Surabaya.

Siapa AR Baswedan?

Seperti disebut di awal, Abdurrahman Baswedan adalah Pahlawan Nasional asal Surabaya, Jawa Timur.

Semasa hidupnya, beliau dikenal sebagai seorang nasionalis, jurnalis, pejuang kemerdekaan Indonesia, diplomat, muballigh, dan sastrawan Indonesia.

Ia pernah menjabat sebagai anggota dari Badan Penyelidikan Usaha dan Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Ia adalah kakek dari Anies Baswedan dan Novel Baswedan.

AR Baswedan lahir di Surabaya, 9 September 1908.

Baca juga: Harga Beras Meroket di Boyolali, Bakul Angkringan Pusing Tujuh Keliling, Tak Tega Naikkan Harga

Semasa hidupnya, Baswedan dikenal sebagai seorang pemberontak.

Pada 1 Agustus 1934, Harian Matahari Semarang memuat tulisan Baswedan mengenai orang-orang Arab.

Dia menyerukan kepada warga keturunan Arab agar bersatu membantu perjuangan Indonesia.

Baswedan mengajak mereka menganut asas kewarganegaraan ius soli, yang artinya di mana saya lahir, di situlah tanah airku.

Pada titik inilah, Baswedan menjalani perubahan haluan dalam hidupnya.

Baca juga: Buntut Duet Anies-Cak Imin, Koalisi PDIP-PPP Ikut Digoyang, PPP Merapat ke Demokrat? Ini Kata Puan

Baca juga: Anies Baswedan Tanggapi Keputusan Demokrat Keluar dari Koalisi, Demokrasi Kami Makin Maju


 
Akhirnya ia menggerakkan perjalanan Indonesia.

Pada masa revolusi, Baswedan berperang penting, yaitu menyiapkan gerakan pemuda peranakan Arab untuk berperang melawan Belanda.

Mereka yang terpilih akan dilatih dengan semi militer di barak-barak.

Pada 1942, masa pendudukan Jepang, Baswedan ditahan.

Pada 1948, ketika Indonesia merdeka, ia mengorbankan keselamatan nyawanya saat membawa dokumen pengakuan kemerdekaan Indonesia dari Mesir.

Dia memperoleh gangguan dan hambatan yang tidaklah sedikit.

Namun, berkat keahliannya, ia pun menaruh dokumen tersebut di kaos kakinya.

Dokumen penting itu pun selamat dan Indonesia berhasil mendapat pengakuan penuh sebagai negara merdeka, secara de facto dan de jure.

Baca juga: Relawan Sebut Ganjar Pranowo Diuntungkan Pasca Wacana Duet Anies - Cak Imin

Selain sebagai seorang nasionalis, Baswedan juga menjadi jurnalis.

Dia mempelajari kemampuan menulisnya seorang diri atau otodidak.

Kariernya di bidang jurnalis terbuka saat ia bertemu dengan wartawan pertama keturunan Arab di Hindia Belanda, Salim Maskati.

Baca juga: Anies Baswedan Sowan ke Ibunda Cak Imin Sebelum Demokrat Bersuara, Sinyal Kuat Duet Anies-Cak Imin?

Di kemudian hari, Salim pun ikut membantu Baswedan menjadi sekretaris jenderal PAI.

Sebagai seorang wartawan pejuang, Baswedan sangat produktif menulis.

Tulisan-tulisannya pun kerap ditampilkan di media propaganda kebangsaan Indonesia.

Itulah sekelumit riwayat singkat kakek Anies Baswedan, AR Baswedan.

(*)

Sumber: Intisari
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved