Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Klaten

Harga Beras Meroket, Penjual Nasi Goreng di Klaten Pilih Tak Naikkan Harga, Takut Pelanggan Hilang

Dengan naiknya harga beras, Suyitno tidak bisa serta merta menaikkan harga kepada pelanggan.

TribunSolo.com/Zharfan Muhana
Ilustrasi beras yang dijual di pasar-pasar Klaten 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Zharfan Muhana

TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Naiknya harga bahan pangan utamanya beras membuat beberapa pedagang kuliner kaki lima terdampak.

Tapi di Klaten, mereka tetap mempertahankan harga meski bahan baku harganya naik.

Salah satunya penjual nasi goreng, Suyitno (37).

Suyitno mengaku 2 bulan terakhir merasakan harga beras yang terus naik secara bertahap.

"Harga beras naik sekarang, terakhir beli kemarin per karung (25 Kg) sampai Rp310 ribu," ujar Suyitno.

Penjual nasi goreng di Desa Mayungan, Kecamatan Klaten Selatan itu mengatakan harga bahan baku naik sejak akhir bulan Juni.

Dimana harga beras yang ia beli sudah diangka Rp 280 ribu.

Baca juga: Lonjakan Harga Beras di Solo, Bikin Pedagang Menjerit, Laku Tak Sampai 25 Kilogram

"Awal Agustus sudah Rp 285 ribu, pertengahan naik Rp 290 ribu, dan akhir bulan kemarin Rp 300 ribu," paparnya.

Harga tersebut merupakan harga beras jenis terbaik yang ia beli.

Saat harga normal, dia hanya perlu merogoh kocek Rp 275 ribu.

Setiap hari, Suyitno setidaknya memasak rata-rata 7 kilogram dalam sehari pada weekdays.

Sedangkan Sabtu-Minggu bisa mencapai 8-9 kilogram beras.

Dengan naiknya harga beras, Suyitno tidak bisa serta merta menaikkan harga kepada pelanggan.

"Kami pedagang kaki lima gak bisa seenaknya naikin harga, kalau menaikkan misal Rp1.000 saja bisa hilang banyak pelanggan. Kan percuma," ungkapnya.

Meski dilema, Suyitno pada akhirnya rela keuntungan yang didapat menjadi berkurang.

Harga Telur Naik

Penjaja kuliner lainnya, Juminten (53) juga menyatakan hal senada.

Ia saat ini membeli beras di penggilingan dengan harga Rp12.500 untuk beras jenis C4, hal tersebut dirasakan 2 hingga 3 minggu terakhir.

"Kalau di tempat pengecer sudah Rp13 ribu, sebelumnya kalau harga biasa itu di Rp11 ribu sampai Rp11.200," paparnya.

Ia sehari-hari memasak nasi sekitar 3 kilogram.

Baginya, dengan kenaikan harga hingga Rp1.000 itu sangat dirasakan dampaknya.

Meski begitu Juminten juga bertahan tidak menaikkan harga jual di tempatnya, karena pelanggan.

Baca juga: Bupati Sragen Ngaku Tak Punya Solusi Buat Turunkan Harga Beras yang Sentuh Rp14.000/Kg : No Comment

"Kalau dinaikkan bingung juga (pelanggan), apalagi telur ikut naik lagi. Sebelumnya Rp24 ribu, sekarang naik Rp27 ribu di grosiran," ucapnya.

Ia berharap agar harga kembali stabil, dan pemerintah dapat turun menstabilkan harga.

Sementara itu, Wakil Kepala Bulog Cabang Surakarta, Andrew R Shahab saat dikonfirmasi mengatakan stok beras wilayah Soloraya masih mencukupi untuk beberapa bulan kedepan.

"Untuk stok beras di kami saat ini mencapai 14 ton, sementara bisa dibilang cukup," ujar Andrew.

Pihaknya juga akan menyalurkan bantuan alokasi pangan untuk bulan November hingga Desember 2023

"Untuk wilayah Klaten sendiri penyaluran bantuan, menerima bantuan 1.258 ton per bulan," tutupnya.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved