Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

WNA Spanyol Hipotermia di Merapi

Terjebak 12 Jam di Gunung Merapi, WNA Spanyol Mengaku Ketakutan saat di Pasar Bubrah

Jacinto Cornejo Denise Del Carmer terjebak di Gunung Merapi selama 12 jam. Dia mengaku ketakutan saat terjebak di Pasar Bubrah Merapi.

Penulis: Tri Widodo | Editor: Ryantono Puji Santoso
TribunSolo.com/Tri Widodo
Jacinto Cornejo Del Carmer salah satu warga negara asing Spanyol yang mengalami hipotermia di Gunung Merapi berhasil dievakuasi. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo

TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Warga Negara Asing (WNA) Spanyol, Jacinto Cornejo Denise Del Carmer mengungkap rasa syukurnya. 

Sebab, dia mengaku sudah 12 jam total berada di Gunung Merapi

Hal yang paling menakutkan saat dia terjebak tak bisa turun dari Pasar Bubrah

Dia menyebut hanya bisa bertahan dengan logistik seadanya. 

"Saya baik, beruntungnya tidak terjadi apa-apa. Tapi yah, saya harus memanjat (Merangkak) saya sudah mendaki selama 12 jam sampai pagi ini. Dan beruntungnya tidak terjadi apa-apa. Ya Tuhan, terimakasih Tuhan. Dan terimakasih atas pertolongannya," kata Jacinto Cornejo Denise Del Carmer, Kamis (14/9/2023). 

Denise mendaki Gunung Merapi sejak Rabu (14/9/2023). 

Dia datang dari Jogja menggunakan motor rental berkendara hingga ke Boyolali. 

Denise mendaki sendirian ke Gunung Merapi secara ilegal.

Seperti diketahui, Gunung Merapi memang ditutup untuk pendakian.

Sejak tahun 2018, status Merapi waspada meningkat jadi Siaga, Gunung Merapi dilarang untuk aktivitas pendakian.

Namun, saat itu Denise lolos karena kebetulan tidak ada aktivitas warga di pintuk masuk, New Selo. 

Alhasil dia lolos dan bisa mendaki. 

Semalaman di pasar Bubrah, hawa dingin jelas menusuk tulangnya.

Apalagi Denise juga tak persiapan untuk melakukan camp pendakian.

Dia hanya melakukan tektokan (istilah bagi pendaki yang sampai puncak langsung turun lagi).

Sehingga tak membawa perbekalan yang cukup.

Baca juga: KONDISI WNA Asing yang Alami Hipotermia di Gunung Merapi, Hanya Andalkan Jaket, Jalan Tertutup Kabut

Beruntung, Denise masih membawa jaket dan selimut.
 
Sesampainya di Pos Resort Selo, Balai Taman Nasional Gunung Merapi, Denise menceritakan di Pasar Bubrah malam hari yang ada dibenaknya hanyalah berbahaya.

Bebatuan yang diinjak selalu melorot. 

Dia pun berusaha tidur bertapkan langit mendung di puncak Merapi.

"Saya berusaha tidur, tapi saya tidak bisa karena satu-satunya tempat yang saya temukan untuk beristirahat sangat tidak nyaman posisinya, dan saya coba untuk istirahat, tetapi susah, saya berpindah-pindah terus dan saya sangat kedinginan. Saya hampir tidak tidur, mungkin saya hanya tidur 50 menit sampai satu jam saja," ungkapnya.

Sejak awal Denise memang tak berencana untuk ngecamp di Merapi.

Setelah mencapai pasar Bubrah, Denise berencana untuk langsung turun.

Namun, kondisi alam tak memungkinkan. Cuaca di gunung Merapi berkabut.

Dia yang baru pertama kali ini naik gunung Merapi akhirnya tak tau jalan.

Logistik yang dia siapkan juga terbatas.

Dia pun berusaha menghemat logistik yang dia bawa.

Sebab,  khawatir selanjutnya akan kesulitan jika kehabisan logistik.

Begitu juga dengan air minum yang dia bawa, juga dihemat.

Karena memang, menurut Denise, dia tidak tahu berapa lama dia akan terjebak di sana.

"Dan saya juga punya cokelat, jadi saat pagi tadi saya hanya makan cokelat, dan yah, saya sangat beruntung," kata dia. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved