Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

TPA Putri Cempo Terbakar

Total Dua Hektare Sampah di TPA Putri Cempo Terbakar, Kebakaran Diduga Dipicu Suhu Panas Ekstrem

Kebakaran di TPA Putri Cempo diduga akibat adanya suhu panas yang ekstrem. Panas ini memicu gas metan mengeluarkan percikan api.

TribunSolo.com/Ahmad Syarifudin
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo kebakaran sejak sekitar pukul 12.00 siang Sabtu (16/9/2023). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ahmad Syarifudin

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo mengalami kebakaran pada Sabtu (16/9/2023).

Api melahap sekitar 2 hektar sampah di Blok B.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Solo Kristiana menduga kebakaran dipicu dari suhu panas yang ekstrem sehingga membuat gas metan yang tertumpuk di dalam menjadi api.

"Untuk sementara analisa kami suhu yang sangat tinggi memicu gas metan yang berada di bawah sekian lama itu terpicu untuk menyebabkan kebakaran atau percikan api," tuturnya.

Pemadam Kebakaran maupun dinas terkait telah dikerahkan.

Bahkan pemadam dari wilayah sekitar juga ikut membantu.

Baca juga: Warung yang Terbakar di Belang Wetan Klaten Ternyata Telah Kosong Sejak Lama

"Kami sudah dibantu pertama dari DLH sendiri. damkar, BPBD, sudah kami hubungi juga damkar se-subosukawonosraten. Yang sudah datang baru dari Boyolali. Untuk Karanganyar masih menyampaikan informasi kebakaran di satu lokasi. Yang lainnya proses perjalanan TPS Putri Cempo," jelasnya.

Ia memperkirakan 2 hektar sampah terbakar pada kejadian ini. Tepatnya di sebelah timur-utara Blok B.

"Yang terbakar ada di sebelah timur-utara dekat IPLT. Luasannya perkiraan 2 hektar ada," terangnya.

Meskipun begitu, TPA Putri Cempo tetap menerima pembuangan sampah dari masyarakat.

Sementara ia menggunakan area sisi selatan yang awalnya akan digunakan bio-drying Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa).

"Tidak (ditutup). Kalau ditutup masyarakat mau menbuang ke mana. Jadi tetap kami buka sebelah selatan ini sementara kita gunakan. Sebenarnya digunakan untuk PLTSa bio-drying. Sehingga darurat ini kami gunakan pembuangan sementara," terangnya.

Sebelumnya peristiwa serupa telah terjadi pada tahun 2019. 

Saat itu karena musim hujan kebakaran segera tertangani.

"Dulu tahun 2019. Sebetulnya kalau ada hujan cepat sekali. Kira-kira satu minggu. Harus ada pengawasan. Kalau ada asap sedikit saja harus dilakukan penyemprotan," ungkapnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved