Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Pencabulan Siswi SMP di Wonogiri

KRONOLOGI Pencabulan Siswi SMP Wonogiri: Obrolan WA, Ungkap Ingin Jadi Dokter Hingga Nulis Novel 18+

FWP (15), siswi SMP Swasta di Kabupaten Wonogiri, menjadi korban pencabulan gurunya sendiri. 

|
Penulis: Anang Maruf Bagus Yuniar | Editor: Adi Surya Samodra
TribunSolo.com / Anang Ma'ruf
Kapolres Wonogiri, AKBP Andi Muhammad Indra Waspada Amirullah bersama MU, pelaku pencabulan siswi SMP di Wonogiri saat jumpa pers di Mapolres Wonogiri, Jumat (22/9/2023). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Anang Ma'ruf

TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI - FWP (15), siswi SMP Swasta di Kabupaten Wonogiri, menjadi korban pencabulan gurunya sendiri. 

Pencabulan tersebut dilakukan oleh seorang guru berinisial MU (45). 

Itu bermula dari curhatan melalui chat WhatsApp (WA) pada November 2022. 

"Jadi, awal itu pada bulan November atau Desember, dia (FWP) meminta saya untuk menemani lewat chat, sekira pukul 10 malam," ucap MU, Jumat (22/9/2023).

Percakapan melalui WA tersebut pun terus mengalir. 

Baca juga: BARANG BUKTI Pencabulan Siswi SMP di Wonogiri : Satu Setel Seragam Korban dan HP Redmi Milik Pelaku

Pembahasan random terjadi diantara MU dan FWP.

Termasuk keinginan FWP Ingin jadi dokter,

"Ngobrol, bergurau dan sebagainya," ucap dia.

"Dari situ tujuannya dan semangatnya untuk jadi dokter," tambahnya.

Tidak sampai di situ.

Baca juga: BREAKING NEWS : Guru SMP Swasta di Wonogiri Cabuli Siswi, Korban Berusia 15 Tahun

Pembahasan FWP dan MU melalui percakapan WA kemudian mengaran ke hal intim. 

Bahkan, FWP diduga menyampaikan 'keinginannya' membuat novel 18+.

"Dari situ keinginan dia (FWP) membuat novel 18+ dan mulai berimajinasi," ucap dia.

"(FWP) mempunyai rasa penasaran sehingga muncul kesepakatan pada akhir Februari mulai berhubungan intim," paparnya. 

Februari 2023 menjadi awal FWP dan MU melakukan perbuatan cabul. 

Itu pun dilakukan di area sekolah.

Tidak ada unsur paksaan baik dari pelaku ataupun korban.

Baca juga: Pendataan Aset PT KAI di Wonogiri : 1.288 Aset Digunakan Warga, Dari Rumah Sampai Lahan Pertanian

"Tidak ada paksaan," kata MU. 

Perbuatan cabul itu dilakukan saat waktu istirahat. 

"Bermula saat tidak ada jam pelajaran atau tepatnya waktu istirahat, dia (Korban FWP) berusaha mendekati saya," ujar MU.

"Karena, dia merasa lebih nyaman berdekat dengan saya, dia menganggap saya sebagai teman, ayah dan sebagainya," tambahnya. 

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved