Konflik Rempang
Komnas HAM Dapati Gas Air Mata Masuk Lingkungan Selokah di Rempang, Polisi Sebut Karena Angin
Penyebab gas air mata masuk ke sekolah saat penolakan Rempang Eco City diungkapkan Komnas HAM dari keterangan Kapolresta Balerang karena angin.
Penulis: Tribun Network | Editor: Zharfan Muhana
TRIBUNSOLO.COM- Fakta terkait penyebab gas air mata masuk ke lingkungan SDN 4 Galang dan SMPN 22 Galang diungkapkan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), hal tersebut terjadi saat terjadi konflik penolakan proyek strategis nasional (PSN) Rempang Eco City pada 7 September 2023.
Dikatakan oleh Komisioner Komnas HAM Putu Elvina, setelah meminta keterangan dari Kapolresta Barelang, penyebab gas air mata disebut bisa masuk ke wilayah sekolah SDN 24 Galang dan SMPN 22 Galang disinyalir karena angin.
"Penggunaan gas air mata tidak diarahkan secara khusus ke lokasi SDN 24 Galang dan SMPN 22 Galang, namun karena hembusan angin maka gas air mata tidak dapat terhindarkan masuk ke lingkungan sekolah dan menimbulkan dampak kepada para siswa dan guru," kata Putu dalam konferensi pers, Jumat (22/9/2023).
Putu mengungkapkan, Kapolresta Barelang menyebut bahwa tindakannya sudah sesuai prosedur operasi standar aparat kepolisian dalam mengamankan aksi huru-hara.
Baca juga: Kesaksian Guru SD saat Peristiwa Bentrokan di Pulau Rempang Batam, Dengar Letupan, Siswa Histeris
Guna menebus kesalahannya, Polresta Barelang kini sedang mengupayakan trauma healing untuk siswa-siswi SDN 24 Galang dan SMPN 22 Galang.
"Dengan melibatkan psikolog dan tenaga profesional sebagai upaya pemulihan psikologis siswa terdampak peristiwa konflik masyarakat Pulau Rempang," ujar Putu.
Sedangkan dari pihak sekolah, Komnas HAM menyebut mendapat keterangan 10 siswa dan 1 guru SMPN 22 Galang harus dilarikan ke fasilitas kesehatan lantaran mengalami sesak nafas hebat karena gas air mata.
Pasca peristiwa itu juga banyak siswa baik SDN 24 Galang dan SMPN 22 Galang enggan masuk sekolah.
"Peristiwa tersebut berdampak secara psikologis terhadap para siswa sehingga membutuhkan bantuan profesional secara berkelanjutan untuk memastikan pemulihan yang memadai terhadap para siswa," kata Putu.
Baca juga: Bentrokan di Pulau Rempang Batam, Warga Ingin Pertahankan Sebagian Kecil Lahan untuk Tanah Adat
Baca juga: Profil Pulau Rempang Kepulauan Riau yang Warganya Digusur Untuk Kepentingan Investasi
Adapun bentrokan terjadi antara warga Pulau Rempang, Batam, dengan tim gabungan aparat penegak hukum pada Kamis (7/9/2023).
Bentrokan ini terjadi karena warga menolak pengembangan kawasan ekonomi Rempang Eco City di lokasi tersebut. Petugas gabungan mendatangi lokasi pukul 10.00 WIB, sedangkan ratusan warga memblokir jalan mulai dari Jembatan 4.
Warga menolak masuknya tim gabungan yang hendak mengukur lahan dan memasang patok di Pulau Rempang. Pemblokiran kemudian dilakukan dengan membakar sejumlah ban dan merobohkan pohon di akses jalan masuk menuju Rempang. Hingga akhirnya, aparat kepolisian menembakkan gas air mata.
(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Temuan Komnas HAM: Polisi Sebut Gas Air Mata sampai ke SD 24 dan SMP 22 Galang karena Angin", Klik untuk baca: https://nasional.kompas.com/read/2023/09/23/05415761/temuan-komnas-ham-polisi-sebut-gas-air-mata-sampai-ke-sd-24-dan-smp-22
Pemkab Klaten Dukung Upaya BNN Jateng, Tingkatkan Penanggulangan Narkoba |
![]() |
---|
Sambung Rasa Desa Kingkang Klaten, Renovasi Gedung Serbaguna Jadi Aspirasi |
![]() |
---|
Hari Pelanggan Nasional, PLN Tegaskan Komitmen Pemerataan Energi di Jawa Tengah dan DIY |
![]() |
---|
Kasus Temuan Jasad Bayi di Giriwoyo Wonogiri: Ayah Bayi Bakal Jalani Tes DNA |
![]() |
---|
Pekan Lalu Dievakuasi dengan Kasur, Wanita Obesitas Karanganyar Meninggal, Pemakaman Dibantu Damkar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.