Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Pemilu 2024

PDI-P Akui Mulai Jalin Komunikasi dengan Anies dan Koalisinya, Hasto: Karena Merasakan Hal yang Sama

PDI-P kini mulai menunjukkan perbedaan sikap politiknya pada calon presiden (capres) nomor urut 1, Anies Baswedan dan koalisi pengusungnya.

(KOMPAS.com / VITORIO MANTALEAN)
Sekretaris Jenderal PDI-P, Hasto Kristiyanto, setelah penganugerahan rekor MURI kepada partainya di Ciawi, Bogor, Selasa (15/8/2023), atas program pengobatan gratis yang berlangsung 218 hari. 

TRIBUNSOLO.COM - PDI-P kini mulai menunjukkan sikap politiknya pada calon presiden (capres) nomor urut 1, Anies Baswedan dan koalisi pengusungnya, Koalisi Perubahan.

Sikap PDIP berubah setelah sejumlah elite PDI-P menganggap sikap Jokowi tak sejalan lagi dengan parpolnya itu.

Baca juga: Perbedaan Sikap PDIP dan Presiden Jokowi, Hasto Anggap Sebagai Ujian Naik Kelas

Jokowi dianggap memilih jalan sendiri setelah merestui putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka menjadi cawapres Prabowo Subianto.

Bahkan, Ketua Bidang Kehormatan DPP PDI-P Komarudin Watubun menyatakan Jokowi tak memberikan dukungan pada Ganjar.

“Saya itu, bukan periode kedua (Jokowi) tidak terlalu merasa (ada perbedaan) juga. Merasa (ada perbedaan) itu yang terakhir (Jokowi) tidak mendukung Ganjar itu yang saya tidak habis pikir," kata Komarudin dalam tayangan Gaspol! Kompas.com, dikutip Kamis (9/11/2023).

Mengaku dapat tekanan

Sementara itu, Hasto kini mengeklaim telah membuka komunikasi dengan tim Anies dan cawapresnya, Muhaimin Iskandar.

Alasannya, ia merasa Tim Kampanye Nasional (TKN) Ganjar-Mahfud MD telah mendapatkan tekanan dari kekuasaan. Nasib serupa pun dianggapnya terjadi pada kubu Anies-Muhaimin.

"Oh, ya cukup banyak (tekanan yang muncul). Kan juga ada kan itu sama, kita menyepakati dengan AMIN juga, penggunaan suatu instrumen hukum, penggunaan instrumen kekuasaan. Dalam konteks ini, kami juga membangun komunikasi dengan AMIN, karena merasakan hal yang sama," sebut Hasto di Jakarta Pusat, Sabtu (18/11/2023).

Ia memaparkan, tekanan dari instrumen hukum dan kekuasaan terjadi atas beberapa hal.

Pertama, pencopotan baliho Ganjar-Mahfud MD di sejumlah wilayah Tanah Air.

Kedua, dugaan intimidasi terhadap Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya yang memotret fakta elektabilitas Ganjar-Mahfud meninggi.

Tiga, dugaan tekanan juga dialami oleh pegiat media sosial Ulin Ni'am Yusron dan politikus PDI-P Adian Napitupulu.

Hasto lantas meminta para kader banteng tetap tenang dan tak terintimidasi oleh semua persoalan yang terjadi.

“Ajakan dari Pak Arsjad untuk semua cool, semua menanggapi dengan menderaskan suatu semangat bahwa Pak Ganjar-Pak Mahfud ini yang terbaik. Maka kemudian kami minta semua untuk taat dengan hukum," tutur dia.

Baca juga: Hasto PDIP Ingin Bertemu dan Bahas Dugaan Tekanan Penguasa, Anies Klaim Sudah Bertahun-tahun Jalani

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved