Kenaikan UMP di Jateng Cuma 4,02 Persen, Pengamat: Di Bawah 5 Persen Buruh Mana Bisa Hadapi Inflasi
Penetapan upah minimum provinsi (UMP) 2024 di sejumlah provinsi di Indonesia masih ramai diperbincangkan.
Penulis: Tribun Network | Editor: Naufal Hanif Putra Aji
TRIBUNSOLO.COM - Penetapan upah minimum provinsi (UMP) 2024 di sejumlah provinsi di Indonesia masih ramai diperbincangkan.
Dilansir dari Kompas.com, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan, dari rata-rata kenaikan UMP 2024 dari 33 provinsi yang telah mengumumkan ialah sebesar 3,84 persen.
Baca juga: Tingginya Inflasi & Angka Pengangguran Turut Pengaruhi Makin Pedasnya Harga Cabai di Karanganyar
Padahal, ancaman inflasi yang berasal dari komoditas pangan masih nyata.
Hampir seluruh provinsi dinilai tidak cukup untuk menjaga daya beli pekerja.
Pasalnya, rata-rata besaran kenaikan UMP 2024 dinilai kecil dan akan tergerus oleh laju inflasi.
"Kenaikan UMP rata rata nasional masih terlalu kecil," kata dia, kepada Kompas.com, Kamis (23/11/2023)
"Idealnya di atas 10 persen melihat tekanan inflasi pangan yang cukup berisiko menggerus daya beli," sambungnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), komoditas yang tergolong kelompok makanan, minuman, dan tembakau masih mencatatkan inflasi sebesar 5,41 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada Oktober lalu.
Laju inflasi itu jauh lebih tinggi dari tingkat inflasi nasional sebesar 2,56 persen.
Baca juga: Puluhan Ribu KPM Karanganyar Terima Bantuan Beras, Bulog Surakarta Sebut Upaya Tekan Inflasi
Dengan melihat berbagai perkembangan saat ini, Bhima memproyeksi, tren inflasi pangan berlanjut hingga tahun depan. Oleh karenanya, besaran kenaikan UMP yang tidak mencapai 5 persen akan tergerus oleh inflasi.
"Kalau naiknya upah dibawah 5 persen, buruh mana bisa hadapi inflasi," ujarnya.
Pada akhirnya, tingkat konsumsi rumah tangga berpotensi tergerus.
Potensi pelemahan konsumsi rumah tangga tentunya bakal berimbas terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Maklum saja, porsi konsumsi rumah tangga terhadap produk domestik bruto (PDB) masih mencapai lebih dari 50 persen.
"UMP 2024 dengan kenaikan yang terlalu rendah bisa mengancam pertumbuhan ekonomi tahun depan. Sulit ya bisa tumbuh 5 persen tahun depan dengan stimulus upah yang terlalu rendah," ucap Bhima.
| Kenapa Boyolali Dijuluki Kota Tersenyum? Ternyata Begini Sejarahnya, Slogan yang Sarat Makna |
|
|---|
| Asal-usul Nama Kecamatan Cawas di Klaten: Ada 3 Versi Legenda, Salah Satunya Ucapan Sunan Kalijaga |
|
|---|
| Prakiraan Cuaca Solo hari Ini Kamis 30 Oktober 2025 : Hujan Ringan Melanda Semua Kecamatan |
|
|---|
| Indosat Region Jawa Tengah Tambah Hampir 550 BTS Dalam 3 Bulan, Targetkan NPC Hingga 100 Persen! |
|
|---|
| Asal-usul Pura Candi Untarayana Klaten : Berdiri di Atas Tanah Wingit, Dulu Tempat Bertapa Aji Saka |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.