Berita Klaten

Saran Akademisi UGM untuk Peningkatan Jumlah Petani di Klaten : Perbaikan Usaha Tani

BPS Klaten mencatat jumlah petani di Kabupaten Klaten menurun dalam 10 tahun terakhir. 

Penulis: Zharfan Muhana | Editor: Adi Surya Samodra
TribunSolo.com / Zharfan Muhana
Ilustrasi sawah di Klaten. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Zharfan Muhana

TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - BPS Klaten mencatat jumlah petani di Kabupaten Klaten menurun dalam 10 tahun terakhir. 

Pada 2023, jumlah rumah tangga usaha pertanian (RTUP) di Kabupaten Klaten menurun sebanyak 17.436 keluarga.

Atau, setidaknya saat ini ada 91.420 RTUP di Klaten

Mayoritas dari mereka adalah petani gurem.

Adanya petani gurem di sebuah kabupaten, menurut akademisi UGM Yogyakarta Jangkung Handoyo Mulyo, menjadi hal yang selalu terjadi. 

Baca juga: Sensus Pertanian 2023 : 10 Tahun Terakhir, Jumlah Petani di Klaten Menurun 17.436 Keluarga 

Dia juga mengistilahkan hal itu dengan istilah agregator leader.

“Jadi seperti tangga, dari pemilik kemudian menjadi pemilik penggarap, jadi hanya penggarap, kemudian penyewa, dan mengecil sampai kemudian hilang,” ucap Jangkung.

Kondisi tersebut, Jangkung mengatakan bisa terjadi dikarenakan ada beberapa faktor.

"Pertama seberapa menarik sektor pertanian? Kalau dalam bahasa jawa iso nguripi opo ora (bisa menghidupi apa tidak) ?," jelas dia,

"Urip itu kalu dulu jadi petani itu bisa menyekolahkan anak sampai ke Jogja atau Semarang, lha sekarang bisa gak itu? Kalo itu tidak, maka terjadi kesejahterahan menurun," imbuhnya.

Baca juga: Anakan Ular Kobra Masuk ke Motor Warga Klaten, Dipancing Pakai Cairan Pembersih Lantai Supaya Keluar

Kedua, ialah nilai tukar pertanian kemudian menjadi lebih murah dibanding dengan komoditas lain.

"Ini saya kira yang harus diperbaiki di dalam suatu kebijakan," kata Jangkung.

Sehingga, menurutnya bila ada perbaikan usaha petani, bisa menyekolahkan anak hingga perguruan tinggi dari usaha tani bisa terwujud.

"(Tapi) kalau ternyata tidak bisa? Jangan disalahkan kalau kemudian mereka beralih tidak menjadi petani," tandasnya.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved