Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Sragen

Kain Tenun Sambirejo Sragen : Dari Perbukitan Desa Musuk Dipasarkan Hingga Timur Tengah

Dari teras rumah di daerah perbukitan Desa Musuk, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen inilah diproduksi kain tenun yang akan dikirim ke timur tengah

Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Adi Surya Samodra
TribunSolo.com / Septiana Ayu
Hasil kain tenun produksi Muhammad Nasir di Desa Musuk, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen, Sabtu (20/1/2024). 

Setelah jadi, kain hasil tenunan tersebut juga akan dikirim ke pabrik.

"Kalau menenun sendiri sejarahnya sudah lama, pabrik tenun yang di Solo itu sudah ada sejak tahun 1950," kata dia kepada TribunSolo.com, Sabtu (20/1/2024).

"Hasil tenunan dipasarkan ke daerah Timur Tengah, juga ada yang lokalan," tambahnya.

Menurutnya, satu lembar kain tenun yang dipasarkan di dalam negeri harganya antara Rp 250 ribu hingga Rp 600 ribu.

Tenun Sambirejo Sragen
Muhammad Nasir, Warga Desa Musuk, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen saat sedang menenun secara tradisional di rumahnya, Sabtu (20/1/2024).

Jika dipasarkan keluar negeri, mungkin harga kain tenunnya bisa lebih dari itu.

Ternyata, meski dikerjakan secara tradisional, menurut Nasir permintaan kain tenunnya tidak pernah surut meski dihantam pandemi Covid-19.

Dimana, selama pandemi, Nasir masih menerima orderan.

"Jika sepi minimal 1 orang diminta membuat 5 potong, sekarang alhamdulillah sedang ramai, satu minggu ditarget bisa menyelesaikan 1 kodi," jelas dia. 

"Pas pandemi masih berjalan lancar, masa pandemi tidak berpengaruh," sambungnya.

Baca juga: Total 2.710 APK Dicopoti Bawaslu Sragen, Dipasang di Pohon dan Tiang Listrik 

Untuk mengerjakan satu helai kain tenun, Nasir akan digaji rentang Rp75.000 hingga Rp 80.000 tergantung kualitas kainnya.

Biasanya, dalam satu hari, jika fokus, Nasir bisa menenun lebih dari 1 potong kain.

Selain itu, Nasir juga menyalurkan kemampuan menenunnya kepada warga sekitar tempat tinggalnya.

Kini ada 4 orang di sekitar rumahnya yang juga ikut menenun.

Selain itu, ada 2 orang warga Kabupaten Karanganyar yang juga mendapatkan penghasilan dari menenun.

"Alasan alat tenunnya saya bawa pulang, ingin mengajari teman-teman atau tetangga untuk menenun, bisa meningkatkan ekonomi lingkungan sekitar, saya ajari," pungkasnya.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved