Kasus DBD di Sragen
Bocah 6,5 Tahun di Sragen Meninggal Diduga Terjangkit DBD, Sempat Dirawat di Rumah Sakit
DBD memakan korban lagi di Sragen. Korban adalah seorang anak berusia 6,5 tahun. Dia masih bertetangga dengan korban sebelumnya SEI.
Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari
TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Seorang anak berusia 6,5 tahun berinisial HAA meninggal dunia setelah menjalani perawatan intensif karena diduga terjangkit Demam Berdarah Dengue (DBD).
HAA menghembuskan napas terakhir pada Senin (5/2/2024) sekira pukul 12.30 WIB.
Diketahui, HAA tinggal di Desa Pilangsari, Kecamatan Ngrampal, Kabupaten Sragen.
HAA merupakan tetangga SEI, anak kelas 6 SD yang meninggal dunia karena DBD pada Rabu (31/1/2024) lalu.
Nenek HAA, Wahyu mengatakan saat SEI meninggal dunia, tiba-tiba cucunya itu mengalami demam dengan panas mencapai 40 derajat, bahkan sampai mengalami kejang.
HAA pun langsung dibawa ke rumah sakit swasta yang ada di Kabupaten Sragen untuk mendapatkan perawatan medis.
"Iya, waktu badannya panas langsung dibawa ke rumah sakit, oleh dokter disuruh nunggu 3 hari, baru bisa dicek kena DBD atau tidak," katanya kepada TribunSolo.com, Senin (5/2/2024).
"Di hari keempat positif demam berdarah, selama dirawat anaknya tidak mau makan, baru mau makan, lalu keluar bintik merah," tambahnya.
Enam hari usai menjalani perawatan, kondisi kesehatan HAA semakin menurun.
Lalu, HAA dirujuk ke RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen untuk menjalani perawatan intensif.
Baca juga: Demam Berdarah Sudah Makan Korban, Warga Sragen Diminta Waspada, Lakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk
"Tadi pagi nge-drop, sudah keluar darah dari hidung dan dubur, lalu dirujuk ke RSUD, ditangani di IGD, belum sempat masuk ke ruang ICU sudah meninggal," jelasnya.
Wahyu menambahkan tetangga HAA, yang masih TK juga diopname di rumah sakit karena diduga terkena DBD.
"Sebelah rumah persis ini juga diopname di rumah sakit, sekarang belum pulang, masih TK," ujarnya.
"Yang kena ada 4 orang, satunya sudah pulang dari rumah sakit, semoga yang sebelah segera sembuh, karena masih saudara juga," tambahnya.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen, Udayanti Proborini mengatakan, ketika pertama kali dibawa ke rumah sakit, kondisi kesehatan HAA masih bagus dilihat dari hasil laboratorium.
"Awalnya datang di rumah sakit swasta, awal datang hasil laboratorium kondisinya masih sangat bagus, tidak ada peningkatan hemotokrit, tapi selang beberapa hari ketika di lab lagi ada penurunan, tapi masih dalam range normal," jelasnya.
"Kemudian hari ini tadi ada menyampaikan dirujuk ke rumah sakit pemerintah, dengan kondisi yang sudah mungkin ada penurunan kondisi," tambahnya
Adanya kasus kematian ini, Udayanti kembali mengingatkan kepada seluruh warga Sragen untuk melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
"Melakukan kegiatan PSN itu yang paling penting, terutama di lingkungan rumah masing-masing, jangan sampai membiarkan barang bekas yang bisa menampung air, dimana disitu jentik nyamuk bisa tumbuh," ujarnya.
"Tebangan pohon dan bambu setelah dipotong harus ditutup, jangan sampai ada genangan air di tempat seperti itu," pungkasnya.
Dinkes Sragen juga akan melakukan fogging di sekitar lingkungan tempat tinggal HAA. (*)
Cuaca Masih Tak Menentu, Warga Sragen Tetap Diminta Waspadai Penyakit DBD |
![]() |
---|
Hingga April 2025, Tercatat Ada 102 Kasus DBD di Sragen, Terbanyak di Sumberlawang |
![]() |
---|
2025 Baru Berjalan 9 Hari, Sudah Ada 7 Warga Sragen Terjangkit Demam Berdarah Dengue |
![]() |
---|
Ratapan Pilu Ibu di Sragen, Sang Putra Meninggal karena DBD : Demam Tinggi, Sempat Dilarikan ke RS |
![]() |
---|
Dinas Kesehatan Sebut Lonjakan Kasus DBD Selama 2024 di Sragen Merupakan Siklus 5 Tahunan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.