Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Waspada, Diet Bisa Membuat Siklus Menstruasi Tidak Teratur, Catat Tipsnya Bagi Para Wanita

Dokter Indrawati menyebut bagi yang sudah telat haid saat menjalani diet, lebih baik menjalani konsultasi dengan sang ahli.

Penulis: Rifatun Nadhiroh | Editor: Reza Dwi Wijayanti
Freepik
Ilustrasi menstruasi tidak teratur karena diet. 

TRIBUNSOLO.COM - Saat diet, asupan gizi bagi seseorang mengalami pengurangan.

Jika gizi kurang, akibatnya terjadi ketidakseimbangan antara hormon estrogen dan progesteron.

Hormon estrogen dan progesteron memiliki peran yang penting pada wanita, yakni untuk mendukung perubahan fisik dan perkembangan organ reproduksi.

Hormon estrogen juga berperan dalam siklus menstruasi.

Baca juga: Jangan Asal Diet, Pahami Risiko Kesehatan Sebelum Diet Intermittent Fasting

Menurut penjelasan Dokter Spesialis Gizi Rumah Sakit JIH Solo, dr Indrawati Sp GK, jika kedua hormon ini turun, bisa mengakibatkan siklus menstruasi tak teratur.

Dokter Spesialis Gizi Rumah Sakit JIH Solo, dr. Indrawati Sp GK
Dokter Spesialis Gizi Rumah Sakit JIH Solo, dr. Indrawati Sp GK (Dok RS JIH Solo)

"Saat menstruasi kan seharusnya mukosa di rahim itu luruh, namun saat estrogen kurang, maka tidak terjadi peluruhan itu, dan tidak terjadi menstruasi. Istilahnya menstruasi terganggu, biasanya yang siklus menstruasi tiap bulan bisa mundur jadi dua bulan tiga bulan, atau bisa sama sekali tidak menstruasi," 

"Jadi intinya, penyebabnya itu karena asupan yang kurang, terjadi ketidakseimbangan estrogen dan progesteron, terutama estrogen yang jumlahnya menurun dan menyebabkan mukosa rahim tidak bisa luruh," dr Indrawati Sp GK.

Lantas solusinya apa jika diet yang dijalani menyebabkan siklus haid jadi tidak teratur?

Dokter Indrawati menyebut bagi yang sudah telat haid saat menjalani diet, lebih baik menjalani konsultasi dengan sang ahli dan nantinya akan dievaluasi.

"Dievaluasi, karena ada sesuatu yang salah dengan dietnya itu, mungkin jumlah makanan yang terlalu sedikit atau komposisi makanannya itu kurang merangsang produksi hormon estrogen,"

"Makanan yang merangsang hormon estrogen, terutama sumber-sumber protein dari hewani, seperti daging, ayam, telur," jelas Indrawati.

Baca juga: Jalani Diet Intermittent Fasting, Ini Olahraga yang Cocok untuk Dilakukan

Sebagai tambahan informasi, makanan tinggi protein lainnya seperti ikan salmon, ikan tuna dan olahan susu.

Lalu protein nabati ada kentang, tempe, tahu, edamame, almond, bayam, alpukat juga brokoli.

(*/adv)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved