Viral
Viral Santri Kediri Tewas Diduga Dianiaya Senior, Sempat Chat Menyayat Hati, Pihak Ponpes Tak Tahu
Seorang santri dari Pondok Pesantren (Ponpes) Al Hanifiyah berinisial BBM (14), tewas setelah diduga dianiaya para seniornya.
Penulis: Content Writer Tribun Solo | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNSOLO.COM - Viral di media sosial, berita seorang santri yang tewas di Ponpes Kediri setelah diduga dianiaya oleh empat orang seniornya.
Diberitakan, seorang santri dari Pondok Pesantren (Ponpes) Al Hanifiyah berinisial BBM (14), tewas setelah diduga dianiaya para seniornya.
Awalnya BBM yang merupakan santri Pondok Pesantren Al Hanifiyah, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, diduga meninggal akibat jatuh di kamar mandi.
Baca juga: Terjadi Kesalahan Dalam Surat Undangan, Pemungutan Suara di Pikades AW Berjo Ditunda
Namun, fakta sebenarnya terungkap setelah jenazahnya diterima pihak keluarga di Banyuwangi.
Kecurigaan keluarga berawal dari adanya ceceran darah dari keranda yang dipakai untuk membawa korban.
Keluarga pun meminta agar kain kafan pembungkus tubuh korban dibuka.
Setelah diperiksa, tampak tubuh korban penuh dengan luka terbuka di bagian kepala serta dada.
Baca juga: Terungkap Chat Terakhir Bintang Santri yang Tewas di Ponpes Kediri, Ketakutan Minta Dijemput Ibu
Melihat kondisi jenazah korban, pihak keluarga pun langsung menaruh curiga.

Alhasil, keluarga pun melaporkan kasus ini kepada polisi pada Sabtu (24/2/2024).
Pihak kepolisian dari Satreskrim Polres Kediri Kota pun langsung melakukan pemeriksaan terhadap saksi dan olah tempat kejadian perkara (TKP).
Dikutip dari Tribun Jatim, polisi sudah menetapkan empat tersangka dari kasus penganiayaan ini.
Mereka adalah kakak kelas korban berinisial MN (18) asal Sidoarjo, MA (18) asal Nganjuk, AF (16) asal Denpasar, dan AK (17) asal Surabaya.
Baca juga: Indahnya Momen Toleransi saat Natal 2023 di Klaten, Kyai dan Santri Kunjungi Romo
"Minggu malam kami telah mengamankan 4 orang dan kita tetapkan sebagai tersangka dan kita lakukan penahanan untuk proses penyidikan lebih lanjut," ujar Kapolres Kediri Kota AKBP Bramastyo Priaji kepada wartawan, Senin (26/2/2024).
Bramastyo menyebut motif para tersangka menganiaya korban lantaran kesalahpahaman.
Dia juga menjelaskan saat ini penyidik masih terus melakukan pendalaman.
"Kita juga masih dalam keterangan saksi-saksi, termasuk saksi dokter yang menerima jenazah di Banyuwangi," katanya dikutip dari Kompas.com.
Baca juga: Viral Video Aliran Sesat Boleh Tukar Pasangan di Ponpes Blitar, Sosok Pembuat Konten Klarifikasi
Sempat Minta Dijemput Pulang
Sebelum kejadian naas tersebut, ada momen yang membuat emosi terkuras.
Sebab, korban sempat memberondong ibunya dengan chat soal kondisinya.
Korban mengirim chat yang menyayat hati melalui aplikasi WhatsApp kepada sang ibunya, Suyanti (38).
Chat tersebut dikirim 4 hari sebelum korban meninggal dunia.
Baca juga: Modus Karyawan Puskesmas Kemusu Diduga Korupsi, Akali Laporan Keuangan BLUD
Dalam pesan singkat tersebut, korban mengaku ketakutan saat berada di pondok pesantren.
"Sini jemput bintang. Cepat ma ke sini. Aku takut ma, maaaa tolonggh. Sini cpettt jemput," tulis korban dalam pesan singkat.
Meskipun demikian, korban tak menjelaskan lebih lanjut alasan dirinya ingin dijemput pulang.

Merespons permintaan anaknya, Suyanti meminta anaknya untuk bersabar hingga bulan Ramadhan tiba.
Namun, Bintang Balqis Maulana tetap bersikukuh ingin dijemput.
"Terus ketika mau saya jemput sehari setelahnya, katanya tidak usah. Sudah enak dan nyaman begitu katanya," ujar Suyanti.
Namun, dirinya terkejut ketika kabar bahwa anaknya sudah meninggal dunia.
Adapun perwakilan pondok pesantren mengantarkan jenazah almarhum ke kediaman keluarganya di Banyuwangi, Sabtu (24/2/2024) dini hari WIB.
Video yang merekam momen saat jenazah korban tiba di rumah duka viral di media sosial.
"Kok pulang-pulang tahunya sudah kayak gini toh pak. Pengawasannya kayak gimana," ungkap Suyanti dalam video tersebut.
Pihak Ponpes Mengaku Tidak Tahu Kasus Ini
Pengasuh Ponpes Al Hanifiyah, Fatihunada mengungkapkan pihaknya hanya mengetahui bahwa penyebab tewasnya BBM lantaran jatuh terpeleset di kamar mandi.
"Saya dikabari (kondisi) sudah meninggal. Dapat laporan itu karena jatuh terpeleset di kamar mandi," katanya, Senin.
Sosok yang karib disapa Gus Fatih itu juga mengatakan, setelah pihaknya mengetahui ada santri yang meninggal dunia, maka langsung dibantu pengupayaan untuk memulangkan jenazah ke Banyuwangi.
“Tidak tahu sama sekali (perihal penganiayaan). Jadi di luar prediksi saya dugaan semacam itu. Lawong dari awal bilangnya terpeleset,” pungkasnya.
(Magang TribunSolo.com/Ilham Dwi Rahman)
Viral Video Wali Kota Solo Respati Ardi Minta Warga yang Tak Pernah Srawung Dilaporkan ke RT |
![]() |
---|
Kisah Haru dan Inspiratif Tukang Sepuh Emas di Solo Kuliahkan 2 Anaknya di ITB, Didatangi Rektor |
![]() |
---|
Sosok Sudewo Bupati Pati Viral Naikkan PBB 250 Persen: Lulusan UNS, Pernah Nyalon Bupati Karanganyar |
![]() |
---|
Viral di Solo, Beredar Unggahan Tanah Nganggur 2 Tahun Bakal Disita Negara, Cek Faktanya |
![]() |
---|
Setelah Terima SK PPPK, Puluhan Guru di Sejumlah Daerah Izin Gugat Cerai Suami, Termasuk di Wonogiri |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.