Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Boyolali

Harga Telur Ayam Kian Mahal, Pedagang Makanan Pilih Telur Retak Lebih Murah, Amankah Dikonsumsi?

Pedagang telur mengatakan banyak masyarakat khususnya pedagang makanan yang memilih menggunakan telur Bentetan ini.

Penulis: Tri Widodo | Editor: Rifatun Nadhiroh
TribunSolo.com/Septiana Ayu Lestari
Telur retak. Kini diminati karena harga telur yang meroket menjelang Bulan Ramadan. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo


TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Harga telur ayam di pasaran lagi tinggi-tingginya, per kilogram tembus hingga Rp 32 ribu.

Masyarakat khususnya para pelaku UMKM  yang menggunakan bahan telur pun harus pinter-pinter mencari alternatif bahan yang lebih terjangkau, yakni dengan menggunakan telur retak atau yang biasa disebut Bentetan.

Baca juga: Kisah Pemilik Warung Soto di Boyolali, Gratiskan Sotonya untuk Anak Yatim, Pengemis dan Orang Miskin

Pedagang telur Erfak Darojat, mengatakan banyak masyarakat khususnya pedagang makanan yang memilih menggunakan telur Bentetan ini.

Untuk per kilogram harga telur Bentetan seharga Rp 27 ribu.

Bagi konsumen rumah tangga, selisih harga dengan telur utuh menang tak terlalu signifikan.

Tapi bagi pedagang makanan seperti telur gulung, sate ampela ati, atau warung makanan, selisih harga itu cukup terasa.

"Mereka belinya setiap hari. Selisih katakanlah Rp 2 ribu sangat penting," jelasnya.

Dia mengaku dalam sehari permintaan telur Bentetan ini tak menentu.

Baca juga: Ikut Meroket Seperti Cabai, Harga Telur di Sragen Bikin Keder, Sentuh Rp 30.000 per Kilogram

Tergantung seberapa banyak telur yang retak.

"Sehari rata-rata ya 7 kilogram ada," tambahnya.

Dia mengaku meski retak, tak menurunkan kualitas telur, pasalnya, telur yang retak ini baru diambil dari kandang.

"Jadi baru diambil dari kandang. Terus sampai pasar ada satu dua telur yang  retak di setiap boksnya," pungkasnya.

Amankah Telur Retak Dikonsumsi?

Dilansir Kompas.com dari Southern Living, Senin (11/7/2022), telur dengan cangkang yang retak dapat membuatnya mudah terkena bakteri, yang dapat masuk ke kuning atau putih telur melalui retakan tersebut. 

Sebuah studi pada Juli 2017 dalam Asian-American Journal of Sciences menemukan bahwa bakteri salmonella jauh lebih mungkin ditemukan pada telur dengan cangkang yang lemah atau retak.

Karena itu, hindari memilih telur yang sudah retak, terlebih mengonsumsinya.  

Namun telur retak karena tidak sengaja memecahkan telur saat membawanya pulang atau memindahkannya ke rak, Anda masih dapat mengonsumsinya.

Namun, letakkan telur dalam wadah kedap udara yang bersih, lalu tutup rapat, dan simpan telur dalam kulkas hingga dua hari.

Ketika ingin mengonsumsinya, masak telur sampai matang untuk membunuh bakteri potensial.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved