Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Sukoharjo

Kisah Damara, Penyandang Disabilitas Sukoharjo Lolos Jadi Polisi, Keterbatasan Fisik Bukan Alasan

Meski mempunyai kekurangan, Damara tak ingin menyia-nyiakan masa mudanya untuk meraih cita-cita sebagai polisi.

TRIBUNSOLO.COM/ANANG MA'RUF
Kedua orangtua Damara Prisma Suganda, penyandang disalibitas daksa yang lolos Jalur Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana (SIPSS) 2024, di Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo, Jumat (15/3/2024). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Anang Ma'ruf

TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Damara Prisma Suganda (29), pemuda penyandang disabilitas asal Sukoharjo ini lolos seleksi anggota Polri melalui pendaftaran Polri jalur Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana (SIPSS) 2024.

Meski mempunyai kekurangan, Damara tak ingin menyia-nyiakan masa mudanya untuk meraih cita-cita sebagai polisi.

Damara lahir pada 20 Januari 1995.

Baca juga: BREAKING NEWS: Keroyok Pesilat di Delanggu Klaten, Polisi Amankan Tiga Orang Pelaku

Dia adalah anak ketiga dari empat bersaudara, buah hati Joko Hadiyanto dan Mutiatus Sholikhah.

Sejak kecil Damara mempunyai cita-cita untuk menjadi seorang polisi.

Namun karena keterbatasan fisiknya, Damara sempat merasakan putus asa. 

Bahkan dia mengaku sempat mendapatkan aksi perundungan dari teman-temannya sejak kecil.

Hingga akhirnya setelah selesai memperoleh gelar sarjana pendidikan, Damara diterima sebagai pegawai harian lepas (PHL) di Polres Sukoharjo sebagai operator 110 bagian informasi. 

Baca juga: Polisi Tembak Kaki Pencuri Dinamo Mesin Pompa Air di Sragen, Mencoba Melarikan Diri Saat Ditangkap

Kisah Damara Prisma Suganda lolos jadi inspektur polisi ini lantas dibagikan kedua orangtuanya.

"Damara sudah mempunyai cita-cita sejak kecil ingin menjadi polisi, tetapi karena keterbatasan (fisik) sempat pupus keinginannya," ucap Mutiatus Sholikhah saat ditemui TribunSolo.com, Jumat (15/3/2024). 

Damara sendiri mendaftar sebagai anggota Polri melalui Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana (SIPSS) secara diam-diam.

Bahkan, kedua orang tuanya tidak tahu jika Damara mendaftar Polri via jalur SIPSS.

"Kami tidak tahu, Damara mendaftar hanya saja saat proses seleksi sering keluar pagi pukul 2 dini hari, ternyata pergi ke Semarang untuk seleksi tes," papar ayah Damara, Joko.

Baca juga: Temui Keluarga Purnawirawan TNI-Polri, Ganjar Sebut Ada 3 Jenderal yang Mencla-mencle Berpolitik

Usai sang anak diterima, orang tua Damara sempat didatangi oleh anggota Polres Sukoharjo

Orangtua Damara sempat terkejut karena kedatangan sejumlah anggota polisi ke rumah.

Ternyata para polisi itu menyampaikan kabar bahagia. 

Mereka mengabarkan jika Damara lulus seleksi menjadi anggota Polri

"Saya sempat tidak percaya anak saya lolos dengan keterbatasan yang ada, saya hanya orang tua bekerja serabutan sepertinya hal yang tidak mungkin," tutur Joko.

Sebagai orang tua, ia banyak terima kasih kepada Polri khususnya Polres Sukoharjo, yang sudah mengarahkan putranya meski mempunyai keterbatasan.

Diketahui, Damara menyelesaikan tugas sebagai seorang mahasiswa sebagai Sarjana Pendidikan Prodi Bimbing dan konseling di Universitas Veteran Bangun Nusantara (Univet Bantara) Sukoharjo.


Damara dan Hemriadi merupakan salah satu dari 195 calon siswa yang dinyatakan lolos seleksi SIPSS Polri 2024. (Dok. Istimewa)
Damara dan Hemriadi merupakan salah satu dari 195 calon siswa yang dinyatakan lolos seleksi SIPSS Polri 2024. (Dok. Istimewa) (ISTIMEWA)

Sosok Damara Prisma Suganda

Damara Prisma Suganda adalah penyandang disabilitas pertama yang lolos sebagai anggota Polri.

Dia masuk polisi dari jalur calon siswa Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana (SIPSS) Polri dari kelompok disabilitas.

Kebetulan, Damara memiliki keterbatasan pada tangan kanannya atau sebagai penyandang tuna daksa. 

"Bangga sih, kaya nggak nyangka sampai sekarang bisa sampai di sini, bisa sampai detik ini. Tesnya ya sama sih kaya yang lain," ucap Damara dilansir dari laman Tribrata News pada Minggu (3/3/2024).

Damara adalah lulusan dari S1 Bimbingan dan Konseling Universitas Veteran Bangun Nusantara.

Dia dikenal sebagai atlet paralimpik cabang lari dan sering mewakili provinsinya untuk berlaga. Bahkan, sudah beberapa kali memenangkan lomba. 

Keinginan menjadi polisi adalah cita-citanya sejak kecil. Namun, keterbatasan pada tangan kanannya sempat membuatnya mengubur cita-citanya.

Dengan adanya program penerimaan dari kelompok difabel, cita-cita Damara pun hidup kembali.

Damara menilai program penerimaan SIPSS dari kelompok difabel ini menjadi jawaban dari impiannya.

Dia pun tak menyangka Polri memberikan kesempatan penyandang disabilitas berkarier sebagai anggota organik.

"Ya mungkin ini jawabannya sekarang. Sekarang saya di sini, ikut tes SIPSS. Makanya saya masih nggak nyangka saya bisa di sini, masih nggak percaya. Jujur saya tidak ada persiapan khusus mengikuti seleksi ini," ucap dia.

Selama proses seleksi, ia mengaku menilai para petugas tidak memberikan perlakuan berbeda pada para calon siswa.

"Pengasuh, paping nggak membedakan yang disabilitas dengan yang lain, kalau salah ya salah, dimarahi ya dimarahi, dihukum ya dihukum," ungkap Damara.

Sebelumnya, Damara pernah bekerja di Polres Sukoharjo selepas lulus kuliah.

Kala itu, ada lowongan pekerjaan bagi kaum difabel. Dia pun menjadi pegawai harian lepas (PHL) operator 110 di Polres Sukoharjo.

"Dulu kan ada Kapolres Sukoharjo AKBP Wahyu Nugroho Setyawan. Beliau punya program rekrutmen disabilitas, dan terpilihlah saya dari tiga orang yang mendaftar.  Saya sebagai petugas layanan 110," ungkap Damara.

Tiga tahun lamanya Damara bekerja di Polres Sukoharjo, hingga akhirnya kini mengikuti seleksi SIPSS.

Alumnus SMA Veteran I Sukoharjo ini berharap pada waktu mendatang Polri bisa menyediakan kuota lebih banyak untuk SIPSS dari kelompok disabilitas.

Menurutnya, kebijakan menerima difabel sebagai anggota Polri menjadi angin segar bagi banyak penyandang disabilitas.

"Harapan saya untuk Polri, kesempatan untuk teman-teman disabilitas lebih diperlebar lagi, kuotanya dibuka yang lebih biar teman-teman bisa membuktikan mereka juga bisa. Yang punya mimpi-mimpi dan cita-cita itu biar bisa kembali bergairah hidupnya," jelas Damara.

Damara berharap keikutsertaan dirinya pada seleksi ini memberikan gambaran nyata kelompok difabel memiliki kesempatan yang sama dengan orang pada umumnya untuk masuk SIPSS Polri.

"Sekarang mungkin masih belum banyak yang mendaftar karena mungkin belum ada gambarannya juga kalau disabilitas ikut seleksi Polri seperti apa. Semoga dengan saya di sini, teman-teman juga tambah semangat kalau yang mau mendaftar Polri bisa mempersiapkan diri," tutup Damara

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved