Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Duel Maut Klaten

Kata Orang Tua Tersangka Duel Maut Peternak Bebek di Klaten, Anaknya Tidak Berani Memukul Duluan

Kasus duel maut peternak bebek di Desa Jetis, Kecamatan Klaten Selatan, Kabupaten Klaten membuat T kini harus menghadapi proses hukum

|
Penulis: Zharfan Muhana | Editor: Adi Surya Samodra
TribunSolo.com / Zharfan Muhana
Ilustrasi bebek 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Zharfan Muhana

TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Kasus duel maut peternak bebek di Desa Jetis, Kecamatan Klaten Selatan, Kabupaten Klaten membuat pria berinisial T kini harus menghadapi proses hukum setelah adanya nyawa yang melayang, Minggu (24/3/2024).

Orang tua T, Suparno (58) menceritakan bila sesaat setelah kejadian ia tiba di lokasi untuk membawa bebek pulang.

"Anak kena luka di kepala, lalu bebeknya saya bawa pulang sama adik," ujar Suparno.

Ia mengatakan, bila W sebelumnya masih tergeletak belum meninggal.

Tak berselang lama, T didatangi polisi dan membawanya.

Baca juga: Sosok T, Tersangka Duel Maut Sesama Peternak Bebek di Klaten, Warga Jetis

Suparno berharap agar kasus anaknya dapat segera selesai, karena upaya yang di lakukan oleh sang anak hanya perbuatan pembelaan diri.

Bahkan, dukungan didapatkan keluarga T dari paguyuban peternak bebek.

"Diberi support jangan takut, ini pembelaan diri. Daripada kamu (T) menderita sendiri, lebih baik dilawan," ucap Suparno terkait dukungan paguyuban.

Hal ini karena sosok yang meninggal, W dan adik yakni S warga Desa Trunuh diketahui tengah mabuk terpengaruh minuman keras (miras).

Suparno mengatakan bila petak sawah tersebut padahal masih di wilayah Desa Jetis, namun oleh keduanya kerap melarang peternak angon di petak sawah itu.

"Setiap penggembala bebek kalau di situ (angon) mesti dielekke (ingatkan). Sebelum sama anak saya, juga sama penggembala Yuli orang Jetis," ungkap dia.

"Itu yo ditinju (pukul), keduanya itu sama anak saya," imbuhnya.

Baca juga: Bogem Warga Jetis Tewaskan Peternak Bebek Dalam Duel Maut di Klaten

Suparno menjamin, bila anaknya tidak berani memukul dahulu sebelum dirinya diganggu.

"Kecuali kalau sudah diduluin, dilarani ya berani," katanya.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved