Jangan Lengah ! Kenali 3 Fase DBD Pada Anak, Berikut Penjelasan Dokter RS JIH Solo
Dokter Spesialis Anak RS JIH Solo, dr. Murniati Rahayu, Sp.A mengatakan orang tua harus mengetahui tiga fase terjangkitnya demam berdarah pada anak.
Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Adi Surya Samodra
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Saat musim penghujan tiba, kasus demam berdarah (DBD) selalu mengalami peningkatan.
Meski tidak semua, pasien demam berdarah biasanya paling banyak dari kelompok usia anak-anak.
Dokter Spesialis Anak RS JIH Solo, dr. Murniati Rahayu, Sp.A mengatakan orang tua harus mengetahui tiga fase terjangkitnya demam berdarah pada anak.
Yang pertama menurut dr. Murniati adalah fase demam.
"Fase demam ini munculnya antara 2-7 hari, jadi biasanya demamnya tinggi terus-menerus, lalu kadang-kadang tidak respon dengan pemberian obat penurun panas," kata dia kepada TribunSolo.com, Rabu (24/4/2024).
"Kadang juga disertai nyeri kepala, nyeri perut, mual sampai muntah, nyeri di belakang mata, kadang juga diikuti mimisan atau perdarahan, muncul bintik-bintik merah di kulit," sambungnya.
Baca juga: Cara Atasi Tenggorokan Sakit Saat Menelan, Hindari Dulu Gorengan, Ini Penjelasan Dokter RS JIH Solo
Lanjutnya, selain gejala di atas, fase demam juga dapat diketahui melalui hasil cek darah di laboratorium, yang ditandai dengan trombosit turun, namun terjadi peningkatan hematokrit.
Setelah mengalami kemungkinan gejala tersebut, anak yang terjangkit demam berdarah akan masuk ke fase kedua, yakni fase kritis.
Fase kritis biasanya terjadi selama 24-48 jam, yang ditandai dengan demam yang sudah mulai turun.
Meski begitu, bagi para orang tua jangan sampai lengah ketika demam anak sudah mulai turun.
"Fase kritis tidak selalu diikuti anak lesu atau tidak, yang lebih berbahaya disini kalau diikuti dengan klinis kondisi umum anak, apakah lebih lemah dari sebelumnya," terangnya.
"Mungkin buang air kecilnya jadi lebih jarang, tidak mau makan, tidak mau minum, lebih banyak tidur, kemudian telapak tangan kaki dan tangannya dingin, nah itu tanda-tanda fase kritis berbahaya yang bisa mengancam keselamatan jiwa," sambungnya.
Baca juga: Banyak Dialami Anak, Orang Tua Wajib Tahu Penyebab Radang Amandel, Ini Penjelasan Dokter RS JIH Solo
Menurutnya, jika kondisi pasien demam berdarah sedang di fase kritis maka segera harus segera ditangani.
Apabila tidak segera ditangani, menurut dr. Murniati bisa menyebabkan kematian.
"Karena di fase kritis terjadi kebocoran plasma di dalam darah, cairan plasma akan merembes keluar pembuluh darah, apabila tidak segera ditangani, kan bisa kosong pembuluh darahnya," ujar dia.
"Kondisi itu jika tidak segera ditangani akan mengalami, akan ada kondisi syok yang bisa berujung kepada kematian," tambahnya.
Namun, menurutnya, tidak semua pasien demam berdarah mengalami fase kritis ini, tergantung dengan tingkat derajat demam berdarah yang dialami pasien.
Fase demam berdarah terakhir adalah fase pemulihan, yang berlangsung selama 2-4 hari.
Pasien demam berdarah yang sudah berada di fase pemulihan, menurut dr. Murniati, dapat dilihat dari nafsu makannya yang terus membaik.
Kondisi pasien juga tidak lesu lagi, dan berdasarkan hasil laboratorium, menunjukkan kenaikan nilai trombosit dan hematokrit sudah mulai stabil.
(*/ADV)
Hotel Swiss-Bellin Saripetojo, RS JIH Solo dan Optik Pranoto Gelar Pemeriksaan Mata Gratis Bagi Anak |
![]() |
---|
Waspada DBD di Musim Pancaroba, Pemkab Klaten Imbau Warga Tak Anggap Remeh Nyamuk Aedes |
![]() |
---|
Waspada DBD, Dinkes Klaten Soroti Pentingnya PSN dan Peran Masyarakat |
![]() |
---|
Dinkes Minta Masyarakat Klaten Waspada Penyakit DBD, Ingatkan Soal Genangan Air |
![]() |
---|
Donor Darah Rumah Sakit JIH Solo: Setetes Darah, Sejuta Harapan! |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.