Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Pengakuan Petani di Subang Jual Sawah Rp500 Jutaan demi Anak Masuk Polwan, Tak Tahunya jadi ART

Bagaimana tidak? Carlim mengaku menyerahkan uang Rp598  juta sebagai 'uang pelicin' agar anaknya lolos menjadi polisi wanita (polwan).

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
Tangkapan Layar Kompas.TV
Carlim Sumarlin (56), petani yang mengaku telah menyerahkan uang ratusan juta kepada oknum polisi yang berjanji dapat meloloskan sang anak untuk menjadi anggota Polri. 

TRIBUNSOLO.COM - Carlim Sumarlin (56), seorang petani di Kabupaten Subang, Jawa Barat, harus kehilangan banyak uang demi anaknya menjadi anggota Polri.

Bagaimana tidak? Carlim mengaku menyerahkan uang Rp598  juta sebagai 'uang pelicin' agar anaknya lolos menjadi polisi wanita (polwan).

Tetapi bukannya berseragam Polri, sang anak justru dipekerjakan sebagai asisten rumah tangga.

Baca juga: Heran Kasus Vina Mandek 8 Tahun dan 3 Buron Masih Bebas, Pengamat Desak Bareskrim Polri Ambil Alih

Peristiwa itu terjadi pada 2026 silam.

Carlim membeberkan pengakuan itu dalam dialog Sapa Indonesia Pagi, Kompas TV, Selasa (21/5/2024).

Warga Desa Wanakerta, Kecamatan Purwadadi,  Kabupaten Subang, Jawa Barat ini mengatakan anak perempuannya berada di Jakarta selama satu tahun dan dipekerjakan sebagai asisten rumah tangga.

Padahal sebelumnya dijanjkan akan didaftarkan sebagai anggota Polri.

“Bekerja sebagai pembantu, baby sitter. Tadinya kan mau daftar polisi, ikut tes polisi, tapi ternyata di sana, di Jakarta dijadikan sebagai pembantu, baby sitter,” kata Carlim.

“Nggak didaftarin, nggak diproses dan yang lainnya,” tambahnya.

Baca juga: Purnawirawan Polisi Ambil Formulir Penjaringan, PKS Klaten Sebut Silaturahmi Terakhir Akhir Ramadan

Saat ditanya, sang anak bekerja sebagai asisten ruma tangga di rumah siapa, Carlim menyebut anaknya bekerja di rumah seorang anggota Polri aktif, Yulia Fitri Nasution.

“Di rumah Ibu Yulia Fitri Nasution, atas suruhan Pak Anton sama Bu Heni, dia anggota polisi juga sama (seperti) Bu heni itu.”

“Iya, dipekerjakan (sebagai asisten rumah tangga). Selama satu tahun Bu,” tambahnya.

Terkait tempat dinas anggota Polri yang ia maksudkan, Carlim menyebut yang bersangkutan bertugas di Jakarta Selatan.

Baca juga: Saka Tatal Terpidana Pembunuhan Vina Cirebon Ungkap Pengakuan Mengejutkan : Disetrum Polisi

“Kalau dulu katanya Bu Yulia Fitri Nasution, yang tempat tinggal anak saya, dia bertugas di Samsat Jakarta Selatan, tahun 2016.”

Carlim mengklaim jika sang anak tidak digaji, meski bekerja sebagai asisten rumah tangga selama setahun di rumah itu.

“Tidak dibayarkan (gajinya), Bu. Sampai-sampai anak saya di sana dipekerjakan sebagai pembantu sampai dia sakit, sampai dia pingsan, dimarah-marahin, sampai dirawat sehari semalam di rumah sakit.”

Dia lantas menjelaskan awal mula anaknya bekerja sebagai asisten rumah tangga dan tidak digaji.

Baca juga: Sambangi PKS dan Gerindra, Purnawirawan Polisi Ambil Formulir Buat Maju Pilkada Klaten 2024

Awalnya, kata Carlim  dirinya didatangi oleh tetangga di kampungnya yang menawarkan agar sang anak mendaftar sebagai anggota polisi wanita (polwan).

“Awalnya saya kan tidak ada minat anak saya daftar polisi, datanglah Bapak Tarya dan Pak Asep yang mengiming-imingi suruh anak masuk ke kepolisian,” kata Carlim.

Carlim saat itu menyebut dirinya menolak karena merasa tidak memiliki uang untuk mendaftar.

Namun, terduga pelaku menyarankan agar Carlim menjual sawah serta kebunnya.

Baca juga: Viral Nikah Sesama Jenis di Halmahera Selatan, Ngaku Dela Ternyata Pria, Kini Dilaporkan ke Polisi

“Awalnya nolak saya, karena tidak punya uang, dia bilang ‘Sudah kebun jual saja, sawah jual aja, buat modalnya’,  katanya begitu.”

Menurut Carlim, ia menyerahkan uang tersebut kepada dua terduga pelaku yang berbeda, yakni kepada Asep melalui cara transfer dan yang kedua ia serahkan pada Heni P secara tunai atau cash.

“Dia meminta dulu. Pertama Rp200 juta meminta ke saya, ditransfer ke rekening Pak Asep Sudirman. Kedua, Rp300 juta suruh dianterin ke rumah yang bawanya, yaitu di rumah Bu Heni P, di Asrama Polisi Kalideres,” bebernya.

“Cash. Sama Bu Heni dihitung uangnya terus bikin kuitansi.”

Meski telah menyerahkan uang sebesar ratusan juta rupiah, sang anak tidak juga lulus menjadi anggota Polri.

(*)

Sumber: Kompas TV
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved