Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Opini

Uji Kompetensi Wartawan : Bukti Pekerja Media yang Kompeten Tak Selamanya Harus Ada di Lapangan

Dua wartawan muda yang dinobatkan sebagai dua peserta terbaik di UKW, tidak berposisi sebagai wartawan lapangan.

|
Istimewa/Dok. PWI Surakarta
Potret peserta UKW tengah melakukan uji materi wawancara cegat atau doorstop kepada narasumber di Hotel Alila, Solo, Jumat (24/5/2024). 

Meski, mereka bukannya nol pengalaman melakukan proses wawancara.

Gilang misalnya, dari kantor Tribunnews Solo, tak terhitung melakukan wawancara dengan tokoh-tokoh 'kaliber nasional' yang berada di Jakarta atau kota lain di luar Solo.

Hanya saja, wawancara dilakukan via telepon, atau aplikasi WhatsApp dan Zoom.

Sebuah praktik wawancara yang kian umum dilakukan oleh pekerja media di era kini.

Baca juga: Bertambah Lagi, 4 Wartawan TribunSolo.com Dinyatakan Kompeten Setelah Ikuti UKW PWI Surakarta 2024

Ia juga tercatat sebagai host tetap 'Overview', sebuah acara talkshow bersama tokoh-tokoh politik nasional, di akun YouTube Tribunnews.com, yang ditayangkan secara reguler sepekan sekali.

Demikian juga dengan Pravitri.

Vivit, panggilan perempuan asal Ponorogo, Jawa Timur itu, juga kerap melakukan wawancara via telepon.

Proses wawancara itu untuk melengkapi keutuhan berita, sebuah usaha mengkonfirmasi dan mengklarifikasi berita yang ditulisnya.

Dengan latar belakang sebagai 'wartawan di dalam kantor' itu, Gilang dan Vivit, nyatanya mampu menjadi peserta terbaik, yang mestinya, meraih predikat itu dengan mengumpulkan skor terbaik.

Nilai Vivit misalnya, lebih baik dari sejumlah peserta di jenjang muda yang sehari-hari bertugas sebagai reporter di lapangan.

Sementara Gilang, mendapat nilai terbaik di jenjang madya, yang diikuti oleh sejumlah pekerja media yang lebih senior darinya, dan sarat pengalaman bekerja di lapangan. Termasuk saya sendiri.

Bagi yang belum mengerti, UKW menghadapkan peserta uji pada 10 tema ujian.

Kekurangan jam bekerja dan pengalaman sebagai wartawan lapangan, tidak membuat Pravitri dan Gilang gagap menghadapi semua ujian itu.

Mereka mampu melahapnya dengan baik.

Mereka mampu menilai, apakah sebuah naskah berita yang disodorkan, melanggar kode etik jurnalistik atau tidak. 

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved