Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Jamaah Islamiyah Bubar

Jamaah Islamiyah Menyatakan Bubar, Begini Mencekamnya saat Noordin M Top Tewas di Mojosongo Solo

Kelompok Al Jamaah Al Islamiyah atau Jamaah Islamiyah atau JI telah melakukan deklarasi bubar.

Tribun Solo / Istimewa
Sketsa wajah Teroris Noordin M Top yang tewas di Mojosongo Solo. 

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Kelompok Al Jamaah Al Islamiyah atau Jamaah Islamiyah atau JI telah melakukan deklarasi bubar.

Deklarasi pembubaran tersebut disampaikan tokoh senior kelompok Ustaz Abu Fatih, Minggu (30/6/2024) lalu.

Baca juga: Disebut-sebut Berpusat di Solo, Organisasi Terlarang Jamaah Islamiyah Menyatakan Bubar

Dalam keterangannya, Abu Fatih mengatakan kelompoknya telah islah dengan aparat keamanan, pemerintah, dan negara Republik Indonesia.

Kelompok ini begitu menjadi sorotan karena disebut-sebut berpusat di Kota Solo Jawa Tengah.

Satu di antara tokoh yang begitu fenomenal dalam kelompok ini adalah gembong teroris Noordin M Top.

Ia merupakan salah satu petinggi dalam kelompok tersebut.

Warga Malaysia itu tamat riwayatnya setelah digerebek pasukan Densus 88 Antiteror di pinggiran sebuah kampung di Mojosongo, Kota Solo

Ia tewas bersama dua pengikutnya, Gempur Budi Angkoro alias Bagus Budi Pranoto alias Urwah, dan Aji alias Ario Sudarso. 

Urwah alias Gempur Budi Angkoro ini berasal dari Ponpes Darusy Syahadah, Simo , Boyolali. Dia alumni Ponpes Al Mukmin, Ngruki. 

Sedangkan Ario Sudarso alias Aji alias Mistam alias Husamudin, berasal dari Dukuh Kedungjampang, Desa Karangreja, Kecamatan Kutasari, Purbalingga, Jawa Tengah.

Satu lagi korban tewas bernama Adib alias Susilo, pengontrak rumah itu yang saat itu mengaku bekerja sebagai penjaga ternak di Ponpes Al Kahfi Mojosongo

Istri Susilo bernama Putri Munawaroh, yang juga ada di dalam rumah yang diserbu, ajaibnya lolos dari maut.

Putri Munawaroh yang tengah hamil, warga belakangan mendengar ia selamat karena berlindung di dalam gulungan kasur di kamar. 

Sementara Noordin M Top, Urwah, Ario Sudarso, dan Susilo alias Adib, ditemukan tewas di kamar mandi dan dapur di bagian belakang rumah tersebut. 

Baca juga: 10 Terduga Teroris yang Diamankan di Solo Raya Jaringan Jamaah Islamiyah

Kesaksian Warga saat Penyerbuan

Drama penyerbuan dan perburuan Noordin Mohd Top dan komplotannya di Mojosongo menurut warga setempat, berlangsung sangat dramatis. 

Laporan wartawan Tribun dari lokasi kejadian pada 17 September 2009 memperlihatkan suasana dan rasa kaget di kalangan warga Kepuh Sari. 

“Seperti mimpi saja. Benar-benar tidak menyangka,” ujar Ny Sulini (34), yang tinggal persis di depan rumah kontrakan Susilo kala itu. 

Perempuan itu menilai sejak tinggal di rumah itu, Susilo dan istrinya pasangan yang baik-baik saja dan sopan. 

Hanya mereka memang tak langsung menyerahkan identiitas ke Ketua RT. Susilo mesti berkali-kali diingatkan tetangganya agar melaporkan kehadirannya ke pengurus lingkungan. 

Berdasar KTP yang diserahkan, Susilo berasal dari wilayah Pajang, Laweyan, Solo. Sedangkan istrinya warga Banaran, Grogol, Kabupaten Sukoharjo. 

Sebagai kilas balik ringkas, penyerbuan rumah singgah Noordin M Top diawali ketika sejumlah orang mengetuk pintu rumah Widodo, rumah di sebelah kontrakan Susilo. 

Mereka meminta tuan rumah mematikan lampu. Tak berselang lama, terdengar tembakan ke arah rumah Susilo dan keluarga Widodo diminta tiarap. 

Dari dalam rumah Susilo terdengar suara laki-laki meneriakkkan takbir. Bunyi tembakan terus terdengar silih berganti. 

Rumah kontrakan itu ternyata sudah terkepung dari semua sisi. Rentetan tembakan semakin sering terjadi mendekati pukul 00.00 WIB. 

Satu jam kemudian bunyi tembakan reda ditandai ledakan dan semburan bunga api menjebol atap rumah sekira pukul 01.00 WIB. 

Sekira pukul 02.30 WIB, kembali terdengar rentetan tembakan, dan sesudah itu tidak ada lagi hingga hari terang pada 17 Septemeber 2009.

Kampung Kepuh Sari sudah dibanjiri pasukan keamanan, mobil pemadam kebakaran, ambulans, dan kendaraan Inafis Polri.

Polisi mengevakuasi kotak-kotak yang kabarnya berisi amunisi, karung-karung bahan peledak, gulungan kabel dan barang bukti lainnya. 

Sesudah itu, empat ambulans meninggalkan tempat penyergapan membawa empat kantong jenazah di waktu berbeda-beda. 

Setelah hari terang itu warga baru tahu tembakan juga datang dari arah dalam rumah Susilo.

Lubang-lubang bekas hantaman proyektil terlihat di dinding rumah seberang kontrakan yang diserbu.

Akan halnya Putri Munawaroh yang tengah hamil, warga belakangan mendengar ia selamat karena berlindung di dalam gulungan kasur di kamar. 

Sementara Noordin Mohd Top, Urwah, Ario Sudarso, dan Susilo alias Adib, ditemukan tewas di kamar mandi dan dapur di bagian belakang rumah tersebut. 

Seorang anggota Densus 88 Antiteror yang ikut dalam penyerbuan itu kepada Tribun mengatakan, kepala Noordin Mohd Top rusak berat.

Tapi wajahnya masih bisa dikenali. Ia menggambarkan, Noordin Mohd Top berjambang sangat lebat dan rambut brewoknya keriting menjuntai. 

Tubuhnya cukup tinggi tegap atletis. Rambutnya tebal lurus. Penampilannya sangat berbeda dengan foto diri dan sketsa yang dimiliki petugas keamanan.

“Kalau kita papasan, sangat sulit mengenalinya dengan penampilan dan wajah terakhir seperti itu. Beda jauh dengan foto dan sketsa kita,” katanya di sebuah kedai kopi di pinggiran Solo

Penyerbuan Mojosongo mengakhiri petualangan Noordin Mohd Top, yang dikenali sebagai tokoh penting perekrut dan ideolog kelompok teroris Indonesia. 

Pada kasus bom Bali pertama, Noordin Mohd Top sudah terlibat tapi perannya tidak sepenting dan sedominan aksi-aksi sesudah itu.

Sebagai perekrut dan ideolog, ia kalah pamor dengan Muklas yang sangat senior. Baru setelah Muklas dan kawan-kawan ditangkapi dan ia lolos, perannya mulai signifikan. 

Di kasus bom Bali kedua, peran Noordin Mohd Top sangat signifikan. Video rekamannya yang menyiarkan misi aksi itu muncul ke publik.

Mengenakan gamis panjang dan berseibo atau mengenakan penutup kepala, Noordin Mohd Top menjelaskan maksud tujuan pengeboman kali kedua di Bali 1 Oktober 2005. 

Bom Bali kedua dirancang Noordin Mohd Top dengan para eksekutor berasal dari Banten. Dr Azhari dari Malaysia menyiapkan bom-bom yang digunakan. 

(TribunNetwork)

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved