Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Adu Jotos Sopir vs Warga di Wonogiri

Viral Sopir Pikap vs Travel di Wonogiri Jateng, Psikolog Bagi Tips Tahan Emosi saat Berkendara

Kini, peristiwa yang terjadi di wilayah Kecamatan Slogohimo, Wonogiri, Jawa Tengah, itu sudah berakhir damai.

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
Istimewa
Tangkapan layar perkelahian di Jalanan Slogohimo yang viral. 

TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI - Viral di media sosial, video perkelahian sejumlah orang hingga salah seorang yang terlibat perkelahian itu ambruk dan diseret ke pinggir jalan.

Kini, peristiwa yang terjadi di wilayah Kecamatan Slogohimo, Wonogiri, Jawa Tengah, itu sudah berakhir damai.

Perkelahian itu disebut-sebut dipicu karena pengemudi mobil travel ugal-ugalan hingga memantik emosi warga.

Baca juga: Kasus Adu Jotos Sopir Pikap vs Travel di Wonogiri Jateng Berakhir Damai, Dua Orang Saling Memaafkan

Kasi Humas Polres Wonogiri, AKP Anom Prabowo menyebut perkelahian itu terjadi antara pengemudi mobil pikap dan pengemudi mobil travel.

Menurutnya, masalah itu sudah selesai.

"Salah paham antara pengemudi mobil travel dan mobil pikap. Pengemudi pikap saat itu mabuk," jelasnya, Senin (5/8/2024).

Dia menjelaskan, perkelahian itu disebabkan kesalahpahaman.

Video ini pun bisa menjadi pelajaran betapa pentingnya menjaga emosi tetap stabil ketika berkendara.

Baca juga: Viral Mobil Tabrak dan Bawa Polisi di Kudus Jateng, Kapolres Ungkap Faktanya : Bukan Maling Pisang

Mengutip Kompas.com, Ketua Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia wilayah Jakarta Anna Surti Ariani, mengatakan, tingginya emosi seorang pengemudi bisa disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya kurangnya edukasi terhadap aturan lalu lintas, atau kondisi psikologis seseorang.

Nina sapaannya, mengatakan dari kacamata psikologi ada cara sederhana yang bisa dilakukan untuk mengendalikan emosi saat sedang berkendara di jalan raya.

Ada manajemen diri yang bisa dilakukan oleh pengemudi sebelum bereaksi terhadap suatu kejadian di jalan raya.

"Yang bisa kita sampaikan secara singkat-padat, kalau ada kejadian tertentu, jangan langsung bereaksi. Tunda dulu reaksi kita. Cara menundanya itu, antara lain, yang tercepat adalah dengan menarik napas panjang," ucap Nina beberapa waktu lalu.

Baca juga: Sekar Tandjung Sebut Gibran Buka Peluang Anak Muda Jajaki Panggung Politik, Termasuk Solo Jateng

Nina melanjutkan, ada kondisi atau stimulus tertentu yang memancing emosi negatif pengemudi dan membuatnya langsung bereaksi terhadap hal tersebut.

Jika pengemudi bisa berhenti sejenak sebelum bereaksi, ini akan memberikan kesempatan untuk pengemudi tersebut berpikir jernih.

"Maka kita jadi mengaktifkan kemampuan berpikir rasional kita. Dan ketika kita bisa mengaktifkan kemampuan berpikir rasional kita, yang terjadi kita tidak reaktif tapi jadi berpikir, respon apa yang akan kita lakukan," ucap Nina.

Reaksi dan respons, merupakan dua hal yang berbeda.

Baca juga: Kata Polisi Soal Viral Adu Jotos Warga dan Sopir Mobil Travel di Wonogiri Jateng: Salah Paham

Apabila reaksi cenderung spontan, respon merupakan sesuatu yang dipikirkan terlebih dulu.

Langkah termudah untuk tidak terlibat pertengkaran di jalan adalah dengan menunda reaksi dan menarik napas dalam sampai tenang, kemudian memikirkan jalan keluar lain yang bisa diambil.

Misal, sebagai contoh, ketika bersenggolan dengan kendaraan umum, pengemudi bisa mengambil jalan lain seperti mencatat pelat nomor atau memotret kemudian melaporkan ke pihak terkait, ketimbang harus berkonflik di jalan yang justru berakhir merugikan kedua pihak.

"Misalnya, saya akan catat nomor bus-nya, catat jamnya atau memotret kejadiannya, misalnya. Kemudian kita laporkan. Itu lebih matang," ucap Nina.

Nina juga menekankan pentingnya pengemudi untuk waspada saat sedang berkendara.

Sebab bisa jadi, justru kita yang menjadi penyebab konflik atau permasalahan di jalan raya.

"Dengan kita menunda reaksi, kita tarik napas dalam dan menenangkan diri, kita jadi berpikir hal-hal yang bisa jadi (berasal) dari diri kita, atau orang lain. Dan bisa memutuskan sesuatu yang lebih matang, tanpa harus terlibat konflik," ucap dia.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved