Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Jateng

Nasib Nakhoda dan ABK KM Kirana Terbakar di Pelabuhan Semarang Jateng, Bakal Diperiksa

Kasus kebakaran yang terjadi di KM Kirana I di Area Labuh Pelabuhan Tanjung Emas Semarang terus ditelusuri.

TribunSolo/ Istimewa
Kapal Kirana I milik Dharma Lautan Utama (DLU) terbakar di perairan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Minggu (11/8/2024). 

TRIBUNSOLO.COM - Kasus kebakaran yang terjadi di KM Kirana I di Area Labuh Pelabuhan Tanjung Emas Semarang terus ditelusuri.

Terkait kejadian ini, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas 1 Tanjung Emas, Ferry Akbar mengatakan, pihaknya akan memanggil anak buah kapal (ABK) hingga nakhoda yang bertugas.

Baca juga: KRONOLOGI Kebakaran Rumah Produksi Kerupuk di Klaten Jateng, Diduga Akibat Percikan Minyak Panas

Pemanggilan ini terkait dengan kronologi kejadian kebakaran yang terjadi Minggu (11/8/2024) pukul 15.30 WIB itu.

"Sekarang ini mereka sedang di hotel. Nanti akan kita panggil satu-satu, mulai dari nakhoda sampai yang lain. Nah dari situ nanti kita melakukan evaluasi bersama sama. Karena disitu ada berita acara pendahuluan dulu," tegas Ferry melalui pesan singkat, Senin (12/8/2024).

Diketahui sebelumnya, awalnya kapal itu dijadwalkan berlayar ke pelabuhan Sampit, Sampit, Kalimantan Tengah, pada Selasa (13/8/2024).

Namun justru terjadi kebakaran yang diduga akibat percikan api di ruang penumpang. Sebanyak 52 orang dalam kapal dipastikan selamat.

"Tidak ada korban jiwa. 21 Anak Buah Kapal (ABK), 24 orang dari layanan pihak ke-3 dan 7 teknisi telah dievakuasi." lanjut Ferry.

Baca juga: KESAKSIAN Warga Soal Kebakaran di Pabrik Olahan Kerupuk Klaten Jateng: Karyawan Selamatkan Tabung

Sementara Direktur usaha dan operasi PT Dharma Lautan Utama selaku pemilik Kirana I, Rahmatika Ardianto, menyebutkan sumber api diduga berasal dari percikan api pada kegiatan perawatan rutin di kapal berupa pengantian Vynil pada interior ruang penumpang.

"Pada saat yang sama, kami juga melakukan penyipingan pada dinding bangunan kapal. Berdasarkan keterangan ABK, dugaan kami adanya percikan api dari kegiatan penyipingan tersebut mengenai vynil kemudian menimbulkan api," beber Rahmatika.

Di samping itu, saat kejadian angin berkecepatan kurang lebih 25 Knot. Kondisi tersebut menambah cepatnya api merambat kebagian lainnya.

Lebih lanjut, dia memperkirakan dari insiden itu, sekitar 10 persen bagian kapal mengalami kerusakan. Namun dia belum dapat menyebutkan taksiran kerugian.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved