Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Resah Gelisah Kuliner Non Halal di Solo

Reaksi Tak Terduga Pengusaha Kuliner Non-Halal terkait Adanya Penolakan Festival di Solo Jateng

Salah satu pengusaha kuliner non halal yakni pemilik Sate Babi Pak Ciwir, Wiranto mengaku tak mempermasalahkan penolakan itu.

TribunSolo.com/Ahmad Syarifudin
Ilustrasi pedagang kuliner non halal di Kota Solo. 

“Malah tambah ramai. Ya mungkin malah viral juga. Iya (jadi penasaran),” ungkapnya.

Ia dalam sehari bisa menghabiskan daging babi 25-30 kg.

Jika Sabtu Minggu omsetnya bisa meningkat dengan menghabiskan daging 40-45 kg.

Warungnya didatangi pengunjung dari berbagai daerah.

Baca juga: Netizen Keluhkan Tak Ada Pawai Pembangunan Kota Solo Jateng, Anggaran Dihapus saat Gibran Menjabat

Tak hanya dari Solo, bahkan dari luar provinsi banyak yang datang sekadar ingin mencicipi sate babi buatannya.

“Luar kota banyak ke sini. Jogja, Semarang, Surabaya, Malang. Sabtu Minggu (ramai). Paling jauh dari Papua ke sini,” tuturnya.

Ia sendiri menjual sate babi sebagai menu utama dengan harga Rp 25 ribu per porsi.

Warung yang terletak di Wonosaren nomor 41, Jagalan, Jebres ini juga menyediakan menu lain seperti tongseng, krengseng, hingga rica-rica.

Bisnis yang dirintis sejak 5 tahun silam ini meski mengandalkan warung kecil di pinggir jalan ternyata banyak dicari oleh para penggemar kuliner non-halal.

“Awalnya dimodali teman tahun 2019. Dari pada nganggur jual sate. Resepnya sendiri bisa. Dari awal di sini. Sekitar 5 tahun. Ya coba-coba dari pada nggak kerja jualan ini,” tuturnya.

Menurutnya, Kota Solo memang salah satu daerah yang menjadi tujuan para penikmat daging babi.

Di sini berbagai olahan daging babi tersedia mulai dari sate babi, babi kuah, babi guling, hingga bakso babi semua tersedia.

“Iya (banyak dicari). Solo memang banyak sekali,” jelasnya.

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved