Pasang Surut Wayang Orang Sriwedari
Ditonton Bangku Kosong, Wayang Orang Sriwedari Lakukan Regenerasi, Kini 90 Persen Pemain Anak Muda
Kini, banyaknya anak muda yang terlibat membuat penyegaran tersendiri dari penggarapan lakon hingga penampilan.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Vincentius Jyestha Candraditya
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ahmad Syarifudin
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Gegara pernah mengalami masa kelam dengan ditonton hanya bangku kosong, Wayang Orang Sriwedari lantas berbenah.
Pamong Budaya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta Dhestian Wahyu Setiaji mengungkapkan Wayang Orang Sriwedari melakukan regenerasi.
Kini, banyaknya anak muda yang terlibat membuat penyegaran tersendiri dari penggarapan lakon hingga penampilan.
Sedikit banyak ini mempengaruhi bagaimana penonton ikut beregenerasi.
“Senior kami mulai regenerasi melibatkan anak muda ikut main. Tahun awal 80 persen sudah berusia lanjut. Di 2015 atas kebijakan Pak Rudy merekrut seniman muda untuk menjadi pegawai wayang orang. Hingga saat ini 90 persen pemain muda,” jelasnya, kepada TribunSolo.com, Rabu (28/8/2024).
Ternyata berbagai upaya ini berdampak positif. Kini tiap malam Wayang Orang Sriwedari mencatatkan penjualan tiket hingga 500 orang.
“Pemain muda ini menjadi nuansa baru ke penonton. Penontonnya juga mulai lebih baik. Kalau hari Senin di atas 50, weekend di atas 100. Perkembangan paling positif pertengahan 2023 luar biasa. Hari Senin di atas 200 Sabtu 400-500. Sekarang kalau diamati banyak anak muda. Secara bentuk pertunjukan sudah tidak sama dengan pertunjukan wayang orang dulu. Pertunjukan kesannya tidak monoton,” ungkapnya.
Baca juga: Beratnya Seniman Wayang Orang Sriwedari, Perlu Kuasai Teknik Berdialog Hingga Bertahun-tahun Figuran
Baca juga: Kisah Wayang Orang Sriwedari di Solo Jateng, dari Primadona Hingga Terpuruk Ditonton Bangku Kosong
Dhestian tak menampik bahwa kelompok kesenian ini bangkit dari keterpurukan dimana yang menonton hanya bangku kosong.
“Dulu ketika saya awal bergabung di tahun 2006 sering sekali main guyonannya ditonton seragam abang. Kursi WO warnanya merah tidak ada penonton. Di situ kita tetap main ada tidak ada penonton,” ungkapnya, kepada TribunSolo.com, Rabu (28/8/2024).
Berbagai upaya dilakukan agar Wayang Orang Sriwedari mendapat tempat di masyarakat. Salah satunya dengan tampil di sela kegiatan pemerintah untuk sekadar menunjukkan mereka tidak mati ditelan jaman.
“Berbagai upaya dilakukan untuk kembali mensosialisasikan Wayang Orang Sriwedari. Dulu orang Solo saja banyak yang tidak tahu Wayang Orang Sriwedari masih eksis. Di tahun 2009-2017 kita berinisiatif sering tampil di publik. Ketika ada kegiatan di dinas kita sering minta yang ngisi Wayang Orang Sriwedari. Seperti acara 17 Agustus sebelum upacara kita minta. Kita ingin menunjukkan bahwa kita masih ada,” jelasnya.
Bahkan mereka mencari panggung di berbagai daerah luar Solo untuk menemukan penggemar-penggemarnya yang berceceran di berbagai sudut wilayah.
“Ke masyarakat ada berbagai upaya roadshow di luar Kota Solo seperti di Surabaya, Kertosono. Kita tiap tahun ke Jakarta sampai punya komunitas penonton di Jakarta. Dulu punya kegiatan Wayang Pelataran dipentaskan di halaman Balai Kota,” tuturnya.
Upaya Wayang Orang Sriwedari Digemari Anak Muda: Keluar dari Kebiasaan,Malah Kena Tegur Para Sesepuh |
![]() |
---|
Curhat Pemain Wayang Orang Sriwedari Tak Layaknya Fasilitas Gedung : Panggung Panas Seperti Sauna |
![]() |
---|
Kisah Ivan, Pemain Wayang Orang Sriwedari yang Konsisten Jadi Pemeran Bagong, Tiap Hari Disuruh Lucu |
![]() |
---|
Tak Jelasnya Nasib Pemain Wayang Orang Sriwedari di Solo, Khawatir Gegara Honorer Segera Dihapus |
![]() |
---|
Transformasi Wayang Orang Sriwedari, Dulu Hanya Tampil di Lingkup Keraton, Kini Jadi Hiburan Rakyat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.