Berita Jateng

Bisa Menjadi Jalan Tsunami, BPBD Waspadai 3 Sungai di Purworejo Ini Jika Megathrust Benar Terjadi

Kabupaten Purworejo masuk satu di antara daerah yang berisiko terjadi gempa megathrust.

Kompas.com / Istimewa
Ilustrasi Zona Megathrust di Indonesia. 

TRIBUNSOLO.COM - Kabupaten Purworejo masuk satu di antara daerah yang berisiko terjadi gempa megathrust.

Seperti diketahui, gempa megathrust adalah gempa bumi berukuran sangat besar yang terjadi di zona subduksi. Zona Subduksi yaitu wilayah di mana salah satu lempeng tektonik Bumi terdorong ke bawah lempeng tektonik lainnya.

Baca juga: Sekda DIY Belum Melarang Wisatawan ke Pantai Terkait Potensi Ancaman Gempa Megathrust, Ini Alasannya

Kedua lempeng yang terus-menerus bergerak maju satu sama lain dan saling bersentuhan, menyebabkan penumpukan regangan melebihi gesekan antara dua lempeng dan terjadilah gempa megathrust yang besar.

Terkait dengan potensi kejadian ini, ternyata ada tiga sungai di wilayah Kabupaten Purworejo yang menjadi jalan tol Tsunami jika benar-benar terjadi.

Dilansir dari Kompas.com, Kabid rehabilitasi dan rekonstruksi BPBD Kabupaten Purworejo Sutijoso Brahmanto mengatakan, ada potensi tsunami dengan tinggi gelombang 30 meter usai gempa megatrusht.

"Ini masih potensi bukan prediksi. Jika nanti ada tsunami, ada 3 sungai yang bakal jadi jalan tol untuk air," kata Brahmanto Rabu (11/9/2024).

Ketiga sungai itu adalah Sungai Bogowonto yang berbatasan dengan Purworejo-DIY, Sungai Jali di perbatasan Kecamatan Grabag dan Ngombol, dan Sungai Wawar berbatasan dengan Kebumen.

Jika gempa megathrust terjadi, tsunami bakal menyapu seluruh wilayah pesisir selatan yang berada di tiga kecamatan yang ada di Purworejo, yakni Purwodadi, Ngombol, dan Grabag.

“Ketiga sungai ini berpotensi menjadi jalan tol tsunami karena tidak ada kelokannya,” jelas Brahmanto.

Untuk mengantisipasi dan meminimalisir risiko apabila terjadi tsunami, pihaknya tengah melakukan beberapa upaya. Diantaranya mengadakan sekolah lapangan bekerjasama dengan BMKG.

Baca juga: Sekda DIY Belum Melarang Wisatawan ke Pantai Terkait Potensi Ancaman Gempa Megathrust, Ini Alasannya

BPBD juga melakukan penanaman pohon nyamplung yang dapat menahan atau memperlambat laju tsunami. Upaya tersebut, lanjutnya, dilakukan bekerjasama dengan Perhutani.

Tak hanya itu, tercatat sebanyak 24 Early Warning System (EWS) yang sudah dipasang untuk peringatan saat terjadi tsunami. EWS tersebut menurutnya setiap tanggal 26 selalu diujicobakan serentak di seluruh Indonesia, termasuk yang berada di Purworejo.

"Setiap tanggal 26 kita cek dan uji kelayakan EWS," ujar dia.

Brahmanto mengatakan, pihak BMKG sudah mengingatkan agar di pesisir pantai selatan ada bangunan bertingkat yang dapat digunakan untuk menyelamatkan diri saat terjadi tsunami.

"Kita juga sudah mensosialisasikan potensi ini ke beberapa desa yang terdampak," kata Brahmanto.

Terkait dengan hal tersebut, Brahmanto menghimbau masyarakat khususnya yang berada di pesisir pantai selatan agar jangan abai, tetapi juga tidak perlu takut dengan adanya informasi tersebut.

"Yang perlu diperhatikan adalah masyarakat jangan panik, Namun juga jangan menyepelekan, kita tetap harus waspada," tutup dia.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved