Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita DIY

Sampah di Sungai Kota Yogyakarta Kian Menumpuk, Banyak Warga Buang Popok Bayi Sembarangan

Dia membeberkan, jumlah sampah mengalami peningkatan signifikan jika dibandingkan dengan tahun lalu pada Januari-Agustus.

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNJOGJA.COM/Azka Ramadhan
Tumpukan sampah yang tampak meluber dan menutup akses Jalan Sastrodipuran, Kota Yogya, Kamis (3/8/2023) sore. 

TRIBUNSOLO.COM, YOGYAKARTA - Permasalahan sampahdi aliran sungai di Kota Yogyakarta hingga kini tak kunjung terselesaikan.

Menurut Ketua Tim Kerja Pengendalian Pencemaran Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta Endar Rohmadi mengatakan, sampah yang hanyut di sungai itu didominasi popok bayi maupun popok dewasa.

"Informasi dari satuan tugas kebersihan sungai, mayoritas (limbah) popok bayi," kata Endar, Senin (16/9/2024).

Baca juga: Gara-gara Bakar Sampah, Kandang Ternak di Jumantono Karangannyar Hangus Terbakar

Dia membeberkan, jumlah sampah mengalami peningkatan signifikan jika dibandingkan dengan tahun lalu pada Januari-Agustus.

Contohnya sampah di aliran Sungai Winongo pada tahun lalu sekitar 5 ton.

Pada tahun ini jumlahnya mengalami kenaikan menjadi sekitar 15 ton.

"Sungai Code, tahun ini sampah lebih dari 55 ton, tahun lalu 45 ton," kata dia.

Baca juga: Lagi, Kebakaran Lahan karena Ada yang Bakar Sampah, Kali ini di Samping Rumah Ortu Jorji di Wonogiri

Ia mengungkapkan sampah yang ditemukan di Sungai Manunggal juga mengalami kenaikan.

Tahun ini jumlahnya mencapai 25 ton.

Padahal pada tahun lalu berkisar 15 ton.

Demikian halnya sampah di Sungai Gajahwong yang mengalami kenaikan 10 ton, tahun lalu sekitar 20 ton, tahun ini menjadi 30 ton.

Menurut dia, DLH fokus pembersihan sampah anorganik di aliran sungai karena dapat berpengaruh buruk pada ekosistem yang ada.

Baca juga: Apes Slamet, Gazebo Miliknya di Karanganyar Jateng, Hangus Terbakar Api Bakaran Sampah

Untuk sampah organik seperti ranting dan daun, saat ini baru dipinggirkan.

Jika ditemukan sampah organik yang sudah busuk, tetap dipinggirkan karena tidak berpengaruh buruk pada ekosistem sungai.

“Untuk yang kami angkut sekarang hanya anorganik dan residu saja,” kata Endar.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved