Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Sukohajo

Anggota Pagar Nusa Diduga Jadi Korban Arogansi Aparat, Gus Nabil Layangkan Protes

Sejumlah anggota Pagar Nusa di Sukoharjo diduga menjadi korban arogansi aparat kepolisian, Gus Nabil singgung soal SOP penggunaan gas air mata.

TribunSolo.com/Anang Ma'ruf
Ketum PP Pagar Nusa, Muchamad Nabil Haroen komentari video viral diduga arogansi polisi kepada anggota PN di Sukoharjo. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Anang Ma'ruf

TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Sebuah video yang memperlihatkan dugaan arogansi oknum aparat Kepolisian Sukoharjo terhadap anggota Pagar Nusa (PN) beredar luas di aplikasi WhatsApp baru-baru ini.

Dari penelusuran TribunSolo.com, insiden tersebut diketahui terjadi pada malam hari tanggal 14 September 2024 dan berlanjut hingga dini hari 15 September 2024.

Diketahui bahwa pada hari yang sama, Pagar Nusa (PN) Sukoharjo sedang menggelar acara untuk peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan pembaiatan 375 anggota baru. 

Selama acara berlangsung, situasi di lapangan terpantau aman dan terkendali. Namun, terdapat pengerahan aparat keamanan dalam jumlah besar yang tidak sesuai dengan kondisi di lapangan.

Dalam video tersebut, tampak oknum anggota kepolisian Sukoharjo melakukan tindakan represif terhadap anggota Pagar Nusa yang sedang melakukan kegiatan pembiatan yang sudah mendapatkan surat izin resmi di Polres Sukoharjo

Akibat Kejadian itu, memicu reaksi dari masyarakat, terutama di kalangan pengguna media sosial yang menilai tindakan oknum aparat dianggap berlebihan.

Baca juga: NASIB 5 Terduga Pelaku Kasus Pelajar SMP Tewas Latihan Silat, Pagar Nusa : Kami Rapatkan Dulu

Ketua Umum Pimpinan Pusat Pagar Nusa, Muchamad Nabil Haroen atau akrab disapa Gus Nabil menyebut tindakan represif yang dilakukan oleh oknum aparat itu terjadi beberapa waktu lalu.

“Kegiatan itu tanggal 14 september 2024, acara Maulid Nabi Muhammad SAW dan Pembaitan 375 anggota baru Pagar Nusa. Saat itu kegiatan di padepokan yang ada di Bendosari, tetapi anggota kami mendapat perlakuan represif aparat,” ucap Gus Nabil, saat di konfirmasi soal video tersebut, Kamis (19/9/2024).

Lebih lanjut ia menjelaskan tindakan represif yang dimaksud yakni  pemukulan hingga penggunaan gas air mata. Akibat represif oknum anggota, mengakibatkan sebanyak sembilan anggota mengalami luka memar.

“Penggunaan gas air mata itu ada SOP nya. Ada prosedur yang harus dilalui jadi tidak sembarangan,” terangnya.

Dengan penggunaan gas air mata yang tidak SOP, ia bakal memberikan bukti-bukti tindakan represif aparat Polres Sukoharjo itu ke Kapolda Jawa Tengah. Bahkan pihaknya mengaku telah berkomunikasi dengan Kapolda Jateng terkait hal itu.

“Tim hukum kami telah berkomunikasi via phone saya sudah melaporkan ini pada Kapolda Jateng," lanjutnya. 

Dengan demikian, pihaknya berharap kasus represif oknum aparat kepolisian ini agar diusut tuntas. Sehingga insiden semacam itu tidak pernah terulang lagi ke depannya, tidak hanya pada Pagar Nusa tetapi juga pada perguruan silat yang lain.

“Pencak silat ini warisan leluhur tetapi kami tidak diperlakukan dengan baik. Apakah iya segenting dan sangat membahayakan sekali sehingga aparat menggunakan gas air mata?,” papar Gus Nabil.

Karena itu pihaknya tetap akan membawa persoalan tersebut sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Artinya, kalau ada aparat yang menyalahi SOP, harus ditindak dengan tegas.  (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved