Sosok Retno Lawiyani Seniman Tatah Sungging dan Koordinator Kampung Wayang Kepuhsari Wonogiri

Laporan Wartawan TribunSolo, Erlangga Bima Sakti

TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI - Mayoritas warga di Desa Kepuhsari, Kecamatan Manyaran, Wonogiri berprofesi sebagai seniman tatah sungging atau perajin wayang.

Desa Kepuhsari sendiri menjadi sentra perajin wayang.

Disebut-sebut awal mula perajin wayang di sana sejak abad ke-17 silam.

Hingga saat ini perajin wayang disana masih eksis dan Desa Kepuhsari pun masih dikenal sebagai Kampung Wayang.

Salah satu seniman disana adalah Retno Lawiyani.

"Mayoritas seniman tatah sungging (di Desa Kepuhsari) laki-laki. Kalau saya, konon dari simbah-simbah itu sudah generasi ke-19, Mungkin yang seusia saya kalau disilsilahkan sudah generasi ke-19 dari para seniman wayang," ujar Retno.

Baca juga: Cara Membuat Wayang Kulit di Desa Kepuhsari Wonogiri: Perajin Jalani Ritual Sesuai Keyakinan Pemesan

Retno yang juga Koordinator Wisata Kampung Wayang Kepuhsari itu menyebut sejak kecil ia lahir dan besar di lingkungan seniman tatah sungging.

Ia mengaku sejak kecil sudah ada ketertarikan dengan kesenian.

Dari situ, karena semua sektor mendukung, yang awalnya hobi menjadi profesi menjadi rejeki.

"Saya belajar wayang banyak dari buku juga, teman-teman profesi, kenalan dari sanggar,"

"Pernah kerjasama dengan galeri sehingga ketemu dengan beberapa seniman bisa tukar kawruh," jelasnya.

Hobinya yang menjadi profesi itu bisa untuk menghidupi keluarganya.

Hasil karya-karyanya juga mengantatkan rejeki ke keluarganya.

"Saya sekarang punya sanggar yang dulu mungkin dari mimpi untuk bisa menyimpan karya-karya saya. Akhirnya lahir Sanggar Asto Kenyo Art," kata Retno.