Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Boyolali

Temuan Batu Lumpang & Kentheng di Boyolali, Bukti Lereng Merapi Sudah Dihuni Sejak Era Hindu-Buddha 

Selain ditemukan yoni dan batu arca, di Wilayah di lereng timur gunung Merapi juga ditemukan alat rumah tangga yang terbuat dari batu.

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNSOLO.COM/TRI WIDODO
Temuan batu lumpang dan kentheng di Ringinlarik Boyolali, Jawa Tengah, Minggu (6/10/2024). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo 

TRIBUNSOLO.COM, BOYOLAL I- Sejak era peradaban Kerajaan Hindu-Buddha, masyarakat sudah menempati kawasan  lereng Gunung Merapi .

Seperti di Dukuh Tawangsari, Desa Ringinlarik, Kecamatan Musuk, Boyolali, Jawa Tengah ini.

Sebab, selain ditemukan yoni dan batu arca, di Wilayah di lereng timur gunung Merapi juga ditemukan alat rumah tangga yang terbuat dari batu.

Ada dua buah lumpang dan silinder batu yang ditemukan di tengah-tengah ladang penduduk.

Baca juga: Misteri Watu Kentheng Lereng Merapi, Dari Mitos Ghaib Hingga Berkhasiat Penyembuh Sakit

Lumpang atau Kenteng ini biasa digunakan masyarakat untuk mengolah apapun.

Bisa untuk menumbuk padi, jagung dan lain sebagainya.

Batu lumpang itu juga sudah dicek langsung oleh Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah X.

Batu lumpang ini berada di tengah ladang uang lokasinya sekitar 500 meter di sebelah barat Dukuh Tawangsari.

Baca juga: Dalam 6 Jam, Gunung Merapi Keluarkan 2 kali Awan Panas Guguran, Ini Statusnya Sekarang

Cukup dekat temuan candi, di sana terdapat tiga batu lumpang dan satu satu batu kenteng.

Di lokasi watu lumpang ini dimungkinkan zaman dahulu merupakan pemukiman penduduk. 

Watu lumpang biasa digunakan warga untuk mengolah hasil pertanianya seperti padi maupun jagung menjadi makanan. 

Sedangkan watu kenteng, biasanya digunakan untuk tempat makanan ternak mereka.

Baca juga: Wisatawan Candi Cetho Karanganyar Wajib Kenakan Kain Poleng Saat Masuk Area Candi, Ini Alasannya

"Kemungkinan dulu pemukiman, karena kalau kita bicara tentang tempat ibadah, ya tentunya ada yang merawat, hidup disekitar situ (Candi). Dan biasanya tempat-tempat seperti ini subur tanahnya," kata Pamong Budaya Ahli Muda BPK wilayah X, Wardiyah, kepada TribunSolo.com, Minggu (6/10/2024).

Pihaknya masih mengkaji korelasi temuan benda-benda cagar budaya yang ada di Desa Ringinlarik ini.

Apalagi, di Desa Ringinlarik ini juga pernah ditemukan prasasti yang terbuat dari logam.

"Pernah ditemukan prasasti Ringinlarik. Yang isi prasastinya itu berupa mantra," pungkasnya.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved