Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Mbah Sutris Jasa Cukur Rambut Klaten

Kisah Mbah Sutris di Klaten Jateng, 74 Tahun Bergelut di Jasa Cukur Rambut, Sejak Kelas 6 SD 

Di Klaten ada tukang cukur rambut yang bisa dibilang legend, dia sudah mulai mencukur rambut sejak SD kelas 6.

TribunSolo.com/Zharfan Muhana
Tukimin Trisno Suwarno (81) atau dikenal Mbah Sutris masih setia membuka jasa potong rambut, meski usia senja di dekat Lapangan Lemah Miring, Desa Paseban, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Zharfan Muhana

TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Meski usia tak lagi muda, Tukimin Trisno Suwarno (81) atau yang akrab dipanggil mbah Sutris masih aktif membuka jasa cukur rambut di dekat Lapangan Lemah Miring, Desa Paseban, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten.

Sutris mengatakan, ia telah memulai memotong rambut sejak duduk di kelas 6 SD tahun 1950.

Bila dihitung hingga tahun 2024 ini, total Sutris bergelut di dunia potong rambut sudah selama 74 tahun. 

"Mulai motong setelah keluar sekolah, kelas 6 SD sudah lekas memotong," ujar Sutris ditemui TribunSolo.com pada Sabtu (3/11/2024).

Lapak potong rambut Sutris terbilang sederhana. 

Hanya beratapkan terpal biru dengan spanduk bertuliskan Sumber Rejeki Potong Rambut Embah Sutris.

Dalam spanduk juga dituliskan nominal jasa potong, sebesar Rp 5 ribu.

Peralatan cukur yang disiapkan, tak seperti babershop maupun tempat cukur kekinian.

Hanya beberapa peralatan dasar yang sederhana.

Seperti gunting cukur, mesin cukur portabel, sisir, kuas untuk mengoles, bedak.

Ada juga kursi kayu dan kaca.

Sutris mengaku bisa memotong rambut tanpa belajar alias autodidak.

"Tidak belajar tidak apa, butuh olah rambut tak potong," ucapnya.

Diawal, ia memotong rambut para anak tetangga di tempat ia tinggal di Desa Banyuripan, Kecamatan Bayat.

"Nanti bapaknya dateng terima kasih kalau anaknya dipotong, lama-lama pada ketempat saya potong," kata Sutris.

Diawal, ia tidak mematok tarif alias gratis.

Namun, baru sewindu atau 8 tahun terakhir mengenakan tarif.

Sutris hanya membuka jasa potong rambut saat hari pasaran Pasar Bayat setiap Rabu dan Sabtu, mulai pukul 06.00 WIB hingga 12.00 WIB.

Baca juga: Sambat Pengusaha Batik di Solo : Pabrik Potong Kompas, Retail Batik Sepi Pembeli

Catat Nama Pelanggan, Agar Hafal dan Akrab

Setelah memotong, Sutris selalu menanyakan nama pelanggan dan asal.

Hal ini menjadi sesuatu yang unik dari potong rambut ini.

"Masalahnya (dicatat) supaya hafal namanya orang yang sok kesini, niteni asmanya (ingat nama) biar apal dan akrab," jelas Sutris.

Tulisan yang dia tulis, tergolong rapi dengan huruf tegak bersambung.

Kegiatan menulis nama sendiri telah ia lalukan selama 8 tahun terakhir, dirinya menuliskan nama di kertas. 

"Satu kantong plastik buku ada, dulu tidak ada di buku saya tulis di kertas," ucapnya.

Sutris mengingat, bila pelanggan paling jauh yang ia catat berasal dari Gunungkidul, DIY.

Selain membuka jasa potong ditempat, ia juga kerap diminta jasanya untuk potong di rumah pelanggan. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved