Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Kasus UD Pramono Boyolali

Kesederhanaan Pemilik UD Pramono Boyolali : Omzet Ratusan Juta Tapi Mobil Jadul, Lantai Rumah Tanah

Sosoknya yang sederhana anti kemewahan duniawi menjadikannya dicintai peternak yang menjadi mitranya. 

|
Penulis: Tri Widodo | Editor: Rifatun Nadhiroh

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo

TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Pramono pemilik Usaha Dagang (UD) Pramono di Dukuh/Desa Singosari, Kecamatan Mojosongo tengah jadi perhatian karena masalah pajak. 

Sosoknya yang sederhana anti kemewahan duniawi menjadikannya dicintai peternak yang menjadi mitranya. 

Tak salah jika 1.300 peternak mitranya tak terima jika Pramono mengakhiri usahanya. 

Perwakilan peternak pun menggeruduk Kantor Pajak Boyolali yang telah membuat Pramono merasa "kelelahan". 

Karena masalah dengan kantor pajak itulah yang membikin Pramono memutuskan untuk tutup.

Baca juga: Rekening Rp 670 Juta Masih Dibekukan, UD Pramono Boyolali Jual 6 Sapi Demi Bayar Susu Peternak

Ia tak lagi mengambil susu dari peternak dan menyetorkannya ke Industri Pengolahan Susu (IPS). 

Pramono memang dikenal sebagai pengepul susu yang sangat sederhana. 

Padahal, transksinya sehari bisa ratusan juta, untuk dua usaha yang dia jalankan.

Ia membeli susu dan menyediakan berbagai pakan ternak bagi peternak. 

Dalam sehari, Pramono bisa mengumpulkan 20 ton.

Susu itu dibeli Pramono dengan harga Rp 7.250 per liter jika diambil dan Rp 7.600/liter jika diantar ke UD Pramono

Jika diambil rata-rata Rp 7.400/ liter, Pramono harus membayar Rp 148 Juta ke 1.300 peternak perhari. 

Pramono bisa dibilang sosok orang langka. 

Baca juga: Alasan Pemkab Boyolali Selamatkan UD Pramono, Ada 1.300 Peternak yang Gantungkan Hidup

Secara kasat mata, Pramono ini bukan orang yang cinta dunia. 

Hidupnya sederhana. 

Kemana-mana, atau menemui setiap tamunya selalu mengenakan sandal jepit. 

Rumahnya juga jauh dari kata mewah. 

Rumah berukuran besar yang sebagian dindingnya masih gedhek bambu merupakan tinggalan orang tuanya. 

Meski kerap dikunjungi pejabat, namun sebagian lantainya masih tanah. 

Ruang tamu yang digunakan menerima tamu juga bukan beralaskan marmer atau granit, melainkan masih plasteran aci. 

Tak ada perabotan mahal yang di pajang di ruang tamu rumah tua ini. 

Jika umumnya pengusaha besar menggunakan kendaraan mewah, Pram hanya memiliki satu unit mobil Isuzu Panther. 

Mobil itupun dari hasil pembayaran piutang. 

Pram pun mengaku tak menyukai kemewahan dunia. 

Baca juga: Cerita Pemilik UD Pramono yang Rekeningnya Dibekukan, Jual Sapi Demi Bayar Susu Peternak Boyolali

Baginya, bisa makan dan tidur di rumah dengan nyenyak sudah sangat mewah. 

"Kagem nopo (buat apa hidup mewah-mewahan). Lha wong semua (hasil kekayaan) ini milik peternak semua," kata bujangan 67 tahun ini. 

Pram menilai truk, mesin cooler dan aset bergerak lainnya ini milik peternak yang menjadi mitranya. 

Dia niatkan semua yang dikerjakan ini untuk mengangkat peternak. 

Sehingga, keutungan yang kemudian dia belikan truk itu untuk peternak. 

"Truk buat ngangkut susu peternak ke pabrik. Mesin cooler untuk menyimpan susu peternak agar tidak rusak. Gudang juga untuk menyimpan pakan ternak peternak," tambahnya. 

Bagi Pram, aset dan keuntungan dari jualan susu ini milik peternak mitranya. 

Dia mengaku hanya diberikan amanah untuk mengelolanya saja.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved