Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Musik

Penyanyi Muda Thailand Meninggal Setelah Pijat Leher, Sempat Alami Kesemutan dan Tak Bisa Tengkurap

Berdasarkan keterangan keluarga, penyanyi berusia 20 tahunan itu pergi ke tempat pijat di Udon Thani pada 5 Oktober 2024.

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
hype.my
Penyanyi muda Thailand, Chayada Prao-hom atau Ping Chayada meninggal dunia setelah pijat leher. 

TRIBUNSOLO.COM - Nasib tragis dialami penyanyi muda Thailand, Chayada Prao-hom atau Ping Chayada.

Penyanyi berusia belia itu meninggal dunia usai menjalani tiga sesi pijat termasuk 'neck twist'.

Berdasarkan keterangan keluarga, penyanyi berusia 20 tahunan itu pergi ke tempat pijat di Udon Thani pada 5 Oktober 2024.

Baca juga: Ayu Ting Ting Posting Galau, Dedi Mulyadi Umumkan Status Jomblo, Fiks Mau Dijodohkan Ayah Ojak?

Dia minta dipijat karena merasa nyeri di leher dan bahu.

Namun petaka menghampiri Chayada dua hari kemudian.

Dirinya mengeluhkan rasa sakit di bagian belakang lehernya dan mengonsumsi obat pereda nyeri.

Chayada sempat menuliskan di akun Facebook-nya pada 6 November bahwa pijatan yang dilakukannya termasuk 'neck twist'.

Baca juga: Penyebab Dalang Ki Warseno Slank Meninggal Dunia, Almarhum Sempat Beri Wasiat kepada Anaknya

Dia lantas mengeluhkan mati rasa di lengannya dan kembali ke tempat pijat yang sama. 

Dr. Somchaichote, kepala kantor kesehatan umum Udon Thani mengatakan, di sana Chayada menerima pijatan dari tukang pijat yang sama.

Dua minggu kemudian, Chayada mengeluhkan kekakuan dan tidak dapat berbaring tengkurap.

Nahasnya, dia malah kembali ke tempat yang sama dan dipijat oleh wanita lain.

Kemudian, Chayada melaporkan merasakan kesemutan, panas, dan gatal di jari-jarinya serta mati rasa di kaki kanannya.

Baca juga: Iqbaal Ramadhan Sukses jadi Aktor dan Produser, Janji Tak Akan Tinggalkan Dunia Musik

Pada tanggal 30 Oktober, ia akhirnya pergi ke Rumah Sakit Piboonrak untuk perawatan atas nyeri lehernya dan dirujuk ke Rumah Sakit Nonghan, di mana ia diberi obat pada tanggal 1 November.

Kemudian pada tanggal 4 November, ia kembali ke Rumah Sakit Piboonrak karena kondisinya terus memburuk.

Saat itu Chayada lantas dirujuk ke Rumah Sakit Nonghan, lalu ke Rumah Sakit Udonthani.

Chayada dirawat di Rumah Sakit Udonthani dari tanggal 6 hingga 11 November.

Baca juga: 30 Ucapan Selamat Hari Nusantara Nasional pada 12 Desember 2024 : Ucapan Formal hingga Seru

Selama dirawat, ia menderita nyeri parah di kaki dan leher serta tidak dapat menggerakkan anggota tubuhnya.

Dr. Somchaichote mengatakan, dari pemeriksaan menunjukkan bahwa Chayada tidak mengalami patah tulang leher, tetapi menderita mielitis transversal (gangguan neurologis akibat radang sumsum tulang belakang).

Saat itu dia menerima pengobatan, pulih, dan diperbolehkan pulang.

Namun pada tanggal 18 November, Chayada kembali mengalami kekakuan, disertai kejang.

Ia dilarikan ke Rumah Sakit Piboonrak dan pada tanggal 22 November dipindahkan ke unit perawatan intensif di Rumah Sakit Udonthani.

Baca juga: 8 Tersangka Penganiayaan Bocah di Banyusri Boyolali Kena Pasal Berlapis, Berpotensi 7 Tahun di Bui

Pada tanggal 8 Desember, dia meninggal karena septicemia.

Ketika wartawan menanyakan penyebab keracunan darah tersebut, Dr. Somchaichote mengatakan Chayada telah terbaring di tempat tidur selama beberapa waktu dan ada banyak kemungkinan penyebabnya. Ia tidak menjelaskan lebih lanjut.

Kepala kesehatan provinsi mengatakan tempat pijat yang terlibat, dan ketujuh tukang pijat yang bekerja di sana, memiliki izin.

"Polisi dan (keluarganya) siap mengambil tindakan untuk memastikan apakah kematiannya terkait dengan pijatan tersebut, dan pejabat kesehatan masyarakat siap bekerja sama dalam otopsi jika kerabat menginginkannya,” kata Dr. Somchaichote.

(*)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved