Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Perubahan Operasional BST di Solo

Dampak Penyesuaian Operasional Batik Solo Trans, Jumlah Penumpang Drop hingga 5 Ribu per Hari

Sepekan terakhir hanya tercatat 11 ribu penumpang per hari baik untuk BST maupun feeder di semua koridor.

TribunSolo.com / Ryantono Puji
Batik Solo Trans (BST) 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Andreas Chris Febrianto 

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Sepekan lebih perubahan aturan operasional bus Batik Solo Trans (BST) membuat angka peminat alat transportasi di Kota Bengawan tersebut menurun.

Seperti diketahui, PT Bengawan Solo Trans (BST) selaku operator melakukan penyesuaian jadwal dan jumlah armada.

Sebagai contoh, pengurangan armada semua koridor termasuk pergantian armada dari bus menjadi Feeder di koridor dua serta pemangkasan jam operasional dari jam 05.00 WIB sampai jam 18.00 WIB.

Hal berimbas pada penurunan jumlah penumpang.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Solo, Taufik Muhammad menyebutkan penurunan peminat BST sepekan terakhir mencapai 5 ribu penumpang per hari.

Padahal, sebelum ada penyesuaian aturan baru operasional BST, dalam sehari setidaknya ada 16 ribu pengguna.

Namun sepekan terakhir hanya tercatat 11 ribu penumpang per hari baik untuk BST atau feeder di semua koridor.

"Ya kalau menurun pasti menurun. Dulu melayani sampai jam 9 malam, sekarang cuma sampai jam 6 sore," ujar Taufik saat dihubungi, Selasa (8/1/2025).

"Jumlah penumpang dulu sekira 16 ribu per hari, nek ini kemarin di angka sekira 11 ribu sampai 12 ribu," lanjutnya.

Baca juga: Dampak Penyesuaian Dana Operasional Baru, PT BST Kurangi 150 Pegawai Batik Solo Trans

Lebih lanjut, Taufik mengaku belum bisa melakukan penyesuaian jadwal operasional BST untuk dikembalikan ke jadwal semula yakni sampai pukul 21.00 WIB.

Hal itu diakui Taufik lantaran telah ada kontrak anggaran yang berkaitan dengan dana operasional BST.

"Ya ini lho karena terkait PAGU anggaran kan kita berkontrak kemarin sudah hitung dan kalkulasi dengan anggaran yang kita punya. Ini dampak dari pengurangan anggaran pusat, anggaran pendapatan kita hitung kalkulasi semua bisanya sampai jam 18.00 WIB," terang Taufik.

Namun Taufik mengungkap tidak menutup kemungkinan bahwa jam operasional BST bisa dikembalikan ke semula dengan catatan menunggu pembahasan APBD perubahan.

"Kalau besok diganti sampai malam ya nggak bisa, sudah kontrak dengan budget anggaran yang ada, kan gitu. Ya mungkin nanti bisa di perubahan APBD tapi kebijakan nanti akan dilaporkan juga terkait kondisi di lapangan," kata dia.

Lebih lanjut, Taufik tak memungkiri semenjak ada penyesuaian jam operasional BST. Pihaknya mendapatkan banyak aduan dari masyarakat.

"Ada aduan waktu tunggu jadi lama, dulu bus terus diganti angkot tapi penuh terus. Ada juga mengaku sampai jam 6 sore selesai, banyak juga. Ini jadi bahan evaluasi Kamis, masukan ini, tapi mekanisme penganggaran dan kontrak dengan APBD nggak segampang dirubah, nggak segampang itu," ujar Taufik.

Taufik menerangkan, saat ini anggaran APBD Kota Solo untuk operasional BST hanya Rp 23 miliar, sementara subsidi Kementerian Perhubungan yang sebelumnya mencapai Rp 80 miliar, mulai tahun 2025 dipangkas menjadi Rp 20 miliar.

(*)

 

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved