Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Kasus PMK di Klaten

Dampak PMK di Klaten, Pasar Sapi di Jatinom Sepi Selama Tiga Pekan

Dampak melonjaknya virus penyakit mulut dan kuku (PMK) menyerang hewan ternak sapi, membuat pasar hewan sapi sepi di Kabupaten Klaten

Penulis: Zharfan Muhana | Editor: Putradi Pamungkas
TribunSolo.com/ Zharfan Muhana
Kondisi pasar hewan di Jatinom dan Prambanan Kabupaten Klaten sepi, karena merebaknya virus PMK 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Zharfan Muhana

TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Dampak melonjaknya virus penyakit mulut dan kuku (PMK) menyerang hewan ternak sapi, membuat pasar hewan sapi sepi di Kabupaten Klaten, Kamis (9/1/2024).

Seperti pasaran Legi untuk pasar Hewan di Jatinom, Kecamatan Jatinom.

Dari pantauan TribunSolo.com, kondisi pasar tidak seramai di hari normal.

Banyak ruang kosong, yang biasa dipakai untuk menambatkan sapi.

Hanya sebagian lokasi, terlihat puluhan sapi di pasar. Namun dengan kondisi tidak berdekatan.

Koordinator Puskeswan Jatinom, Dwi Pujianingsih mengatakan sepinya pasar sudah terjadi mulai Desember 2024.

"Sudah 3 minggu (alami sepi), pertengahan Desember," ujarnya.

Dwi menjelaskan, faktor sepinya pasar karena ada virus PMK.

"Sekarang lesu, karena kekhawatiran masyarakat dan pedagang. Membuat jual-beli turun," jelasnya.

"Karena mereka khawatir, takutnya bawa ke pasar tidak laku," imbuhnya.

Sapi yang berada di pasar, juga menurun. 

"Kalau senin legi, 200 ekor. Diluar senin legi bisa 300 ekor. Sekarang hanya sekitar 100 ekor," ucapnya.

Baca juga: Kisah Sedih Penjual Sapi di Klaten, Harga Anjlok Terdampak PMK, Turun dari Rp20 Juta ke Rp17 Juta

Kebanyakan, orang datang hanya untuk melihat-lihat untuk saat ini.

Salah satu peternak Jemi asal Desa Tibayan, Kecamatan Jatinom mengatakan bila kondisi saat ini termasuk sepi.

"Sepi (pasarnya), harganya turun semua," ucapnya.

Jemi mengatakan untuk sapi yang sehat bisa dijual Rp 17 juta per ekor, namun saat ini turun harganya.

"Jualnya bisa gak pasti. Sekarang jual Rp 10-12 juta. Sebelumnya Rp 17 -18 juta," kata Jemi.

Tak hanya di Pasar Jatinom, pasar hewan di Kecamatan Prambanan juga mengalami sepi.

Koordinator Puskeswan Jogonalan, Kartika Widianingsih mengatakan kondisi ini sudah berlangsung beberapa waktu terakhir.

"Kondisi sepi pasar hewan, sudah 2 pasaran ini. Menurun drastis, biasanya 200an ekor ini hanya 25 sampai 50," ucapnya.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved