Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Kasus PMK di Wonogiri

Sudah Berjalan Tiga Pekan, Penutupan Pasar Hewan di Wonogiri Bisa Diperpanjang Lagi

Penutupan pasar hewan di Wonogiri sebagai langkah antisipasi penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) sudah berjalan di pekan ketiga.

TribunSolo.com/Erlangga Bima Sakti
Penyemprotan disinfektan di Pasar Hewan Pracimantoro saat pasar mulai ditutup beberapa waktu lalu 

Laporan Wartawan TribunSolo, Erlangga Bima

TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI - Penutupan pasar hewan di Wonogiri sebagai langkah antisipasi penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) sudah berjalan di pekan ketiga.

Diketahui, seluruh pasar hewan di Wonogiri mulanya ditutup sejak 3 hingga 9 Januari 2025. Pemkab kemudian memperpanjang penutupan selama tujuh hari sejak 10 hingga 16 Januari.

Kemudian, penutupan pasar hewan itu kini kembali diperpanjang selama tujuh hari, terhitung mulai hari ini, Jumat (17/1/2025) hingga Kamis (23/1/2025) mendatang.

Kebijakan itu juga tertuang dalam Surat Edaran (SE) Bupati Wonogiri No 033/2025 tentang Perpanjangan Penutupan Sementara Operasional Pasar Hewan Sapi dan Pasar Hewan Kambing di Kabupaten Wonogiri.

"(Bisa diperpanjang lagi?) Ya, karena rekomendasi pola penularannya virus itu bisa melekat sampai 10 hari," kata Bupati Wonogiri, Joko Sutopo.

Ia menjelaskan, pola penyebaran PMK sangat cepat. Apabila ruang interaksi ternak seperti pasar hewan tidak ditutup, maka angka penularan PMK akan semakin tinggi.

Dengan begitu, menurutnya kerugian akibat adanya virus PMK secara otomatis juga akan lebih tinggi jika penularannya tinggi.

"Potensi penularannya lebih tinggi, otomatis kerugian tinggi. Sapi harga puluhan juta akhirnya hanya menjadi Rp 2-3 juta, kan kasihan," kata dia.

Baca juga: Ada Ratusan Kasus Baru, Pasar Hewan di Wonogiri Ditutup Sepekan Lagi

Jekek, sapaan akrabnya, penutupan pasar hewan itu juga sebagai sinyal warning bahwa ada sesuatu yang harus menjadi perhatian dan tanggung jawab bersama.

"Kalau tidak ada sinyal-sinyal seperti ini, seolah-olah tidak menjadi apa-apa kan repot semua. Harus paham dan waspada, mencegah potensi kerugian lebih besar," ujar Jekek.

Di bagian lain, selama penutupan pasar, pihaknya juga terus melakukan pengobatan ternak yang terpapar PMK. Pihaknya mengimbau, para peternak rajin menjaga kebersihan kandang ternak.

"Disarankan kandang lebih bersih, peralatannya, kubangan kotoran itu juga dirapikan, itu tempat strategis perkembangan virus," jelasnya.

Selain itu, pihaknya juga masih menunggu vaksin PMK dari pemerintah. Saat ini, pihaknya baru mendapatkan 800 dosis vaksin PMK yang sudah mulai disuntikkan.

"Disuntikkan secara bertahap, kemarin baru ada ploting dari provinsi. Kita petakan wilayah mana yang menjadi prioritas, secara bertahap nanti. Semoga stok vaksin dari pemerintah pusat maupun provinsi bisa berkelanjutan," terang Jekek. 

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved