Sekolah Lalai Input Data Siswa SNBP
Viral SMAN 1 Mempawah Lalai Input Data Siswa SNBP, Siswa Yatim Sedih: Cuma Cara Ini Saya Bisa Kuliah
Pengisian data PPDS di Portal SNPMB oleh sekolah seharusnya dilakukan paling lambat pada 31 Januari 2025.
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
Sayangnya usaha tersebut tidak memberikan hasil yang maksimal karena data siswa yang diajukan oleh sekolah tidak bisa difinalisasi.
"Jadi pada waktu itu kami buat persyaratannya dengan surat kuasa, sudah dibuat dan tinggal menunggu hasilnya. Ternyata bahwa yang dianggap sudah lengkap untuk mengisi finalisasi tidak boleh tertera ada siswa yang belum lengkap, jadi ada lengkap dan belum lengkap sehingga kita dinilai belum bisa difinalisasi," lanjutnya menjelaskan.
Baca juga: 3 Kata yang Keluar dari Mulut Gadis SMK Nekat Lompat dari Jembatan Jurug Solo : Nggak Mau Putus
Selain itu, Endang mengungkap bahwa pihak sekolah juga telah berusaha semaksimal mungkin dengan mencoba menghubungi beberapa relasi untuk membantu, namun hasilnya nihil.
"Saya ada diberi nomor dari direktorat juga tidak bisa, kemudian saya menghubungi Dinas Provinsi Kabid SMA juga mau membantu menghubungi Admin Untan namun jawabannya juga belum bisa," ucapnya.
Atas kelalaian yang dibuat sekolah, Endang meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada para siswa dan orangtua serta wali murid.
"Kami akui ini merupakan human eror ataupun kelalaian dari kami," ujarnya memohon maaf.
Siswa Berdemo
Kasus ini menjadi viral di media sosial ketika siswa SMAN 1 Mempawah melakukan demo sebagai bentuk kekecewaan mereka terhadap sekolah.
Aksi demo yang dilakukan siswa kelas XII yang kompak berpakaian hitam ini pada Senin, 3 Februari 2025.
Tidak hanya siswa, orang tua yang menginginkan kejelasan akan nasib anak-anaknya juga turut dalam demo tersebut.
Muhammad Hafiz, seorang siswa yang ikut dalam demo tersebut mempertanyakan kinerja Waka Kurikulum.
"Kekecewaan kami itu karena pihak sekolah lalai terhadap tugasnya. Dari tahun ke tahun, tugas itu memang diemban Waka Kurikulum, tapi sekarang mengapa lalai?" katanya.
Baca juga: 3 Fakta Gadis SMK yang Nekat Loncat ke Sungai dari Jembatan Jurug Solo, Warga Gercep Lapor SAR
Hafiz juga mengungkap perjuangannya untuk bisa masuk deretan siswa eligible demi bisa melanjutkan kuliah di PTN impian.
"Dari semester 1 sampai lima (kami siapkan) untuk bisa lolos bersaing masuk ke Perguruan Tinggi Negeri, melalui jalur beasiswa atau prestasi, sehingga tak mengeluarkan biaya. Namun semua sirna gara gara oknum guru yang tak bertanggung jawab," kata Hafiz dalam keterangan videonya, Selasa (4/2/2025), seperti dikutip dari Kompas.com.
Apalagi saat ini Hafiz sudah tidak memiliki orangtua, sedangkan perekonomian keluarga menengah ke bawah.
| H-1 Jumenengan, Tedjowulan Surati Pakubuwono XIV Purboyo agar Tunda Upacara Penobatan |
|
|---|
| Jawaban Pakubuwono XIV Hangabehi Disebut Pengkhianat, Ungkap Tak Pernah Diajak Musyawarah |
|
|---|
| Sisa 103 Unit, Pemkab Sukoharjo Pastikan Seluruh RTLH Rampung di Tahun 2025! Pengerjaan Dikebut |
|
|---|
| Kisruh Suksesi Keraton Solo: Jumenengan PB XIV Purbaya Digelar Tanpa Tarian Sakral Bedhaya Ketawang |
|
|---|
| Ratusan SD dan Belasan SMP di Karanganyar Krisis Kepala Sekolah, Guru Pilih Bungkam, Ada Apa? |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/solo/foto/bank/originals/Ratusan-pelajar-kelas-XII-SMA-Negeri-1-Mempawah.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.