Sejarah Kota Solo
Asal Muasal Dibangunnya Pasar Klewer, Namanya Klewer Gara-gara Dagangan Penjual yang Kleweran
Sebelum Pasar Klewer berdiri, para pedagang tekstil yang berjualan di daerah ini berasal dari daerah Banjarsari dan Supit Urang.
Penulis: Tribun Network | Editor: Rifatun Nadhiroh
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Pasar Klewer adalah salah satu pasar tradisional di Kota Solo dan terbilang populer.
Di pasar ini, selain banyak penjual batik, juga dapat ditemukan berbagai jenis tekstil lainnya seperti kaus, jaket, jeans, daster, dan banyak lagi.
Pasar ini telah menjadi pusat perdagangan tekstil yang terkenal di kota Solo dan bahkan menjadi salah satu jantung perekonomian Jawa Tengah. Namun, pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa pasar ini diberi nama "Klewer"?
Asal Usul Nama "Klewer"
Nama "Klewer" berasal dari kebiasaan para pedagang wanita yang berjualan di kawasan ini sebelum pasar ini berdiri. Pada masa itu, para wanita penjual pakaian biasa menyampirkan pakaian yang mereka jual di bahu, sehingga pakaian tersebut sering kali "keleweran" atau menjuntai.
Dari sinilah akhirnya mantan Presiden RI, Soeharto, memberi nama pasar ini "Pasar Klewer" pada saat peresmian pasar tersebut.
Sejarah Pasar Klewer
Sebelum Pasar Klewer berdiri, para pedagang tekstil yang berjualan di daerah ini berasal dari daerah Banjarsari dan Supit Urang.
Pedagang-pedagang ini semakin berkembang pesat, sehingga pada tahun 1968, pemerintah mengambil inisiatif untuk membangun sebuah pasar yang lebih besar dan permanen untuk menampung mereka. Pasar ini kemudian diberi nama Pasar Klewer.
Pada 9 Juni 1970, Pasar Klewer diresmikan oleh Presiden Soeharto.
Pasar ini memiliki luas sekitar 12.500 m⊃2; dan terdiri dari dua lantai dengan 2.075 kios yang menjual berbagai jenis pakaian.
Sejak saat itu, Pasar Klewer mulai ramai dikunjungi oleh masyarakat, terutama pada awal 1980-an, dan menjadi salah satu pusat perekonomian yang penting bagi Kota Solo.
Peran Pasar Klewer dalam Sejarah
Pada masa kolonial Jepang, Pasar Klewer pernah menjadi tempat pemberhentian kereta api. Tempat ini kemudian digunakan oleh para pedagang pribumi untuk berjualan.
Oleh karena itu, Pasar Klewer sempat mendapat julukan "Pasar Slompretan", yang berasal dari kata "slompret" yang berarti terompet, sebagai penanda berangkatnya kereta api.
Seiring berjalannya waktu, Pasar Klewer semakin dikenal luas, tidak hanya sebagai pusat penjualan berbagai jenis tekstil, tetapi juga sebagai pusat batik terbesar di Indonesia.
Berbagai jenis batik dari Solo dan daerah sekitarnya dapat ditemukan di pasar ini.
Hal ini menjadikan Pasar Klewer sebagai tujuan utama bagi wisatawan lokal maupun mancanegara yang ingin membeli batik khas Solo.
Pasar Klewer Sebagai Ikon Kota Solo
Seiring dengan perkembangan zaman, Pasar Klewer telah menjadi ikon penting Kota Solo. Pasar ini tidak hanya menawarkan barang-barang berkualitas, tetapi juga menjadi pusat budaya yang memperkenalkan batik dan tekstil tradisional Indonesia kepada dunia.
Pasar Klewer menjadi bukti betapa kuatnya pengaruh budaya lokal dalam perdagangan dan kehidupan masyarakat.
Bagi pengunjung yang datang ke Solo, Pasar Klewer adalah tempat yang tidak boleh dilewatkan.
Dengan berbagai macam produk yang ditawarkan dan sejarah yang menyertainya, Pasar Klewer terus menjadi salah satu destinasi utama di kota ini.
(*)
Mengenal Sejarah Batik di Solo dan Berbagai Jenis Motifnya, Terkenal Berkualitas Bagus |
![]() |
---|
Alasan Mengapa Kota Surakarta juga Disebut Solo, Ada Pengaruh Penjajah Belanda |
![]() |
---|
Mulai Ramai Pemudik, Ini Fakta Menarik tentang Terminal Tirtonadi Solo yang Beroperasi Sejak 1976 |
![]() |
---|
Alasan Mayoritas Orang Solo Lebih Suka Makanan Manis daripada Pedas, Dianggap Simbol Kenikmatan |
![]() |
---|
Sejarah Dibangunnya Masjid Agung Keraton Surakarta, Ada Alasan Mengapa Dekat Pasar Klewer |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.