Fakta Menarik Tentang Solo
Asal-usul Putri Solo jadi Julukan untuk Wanita Anggun dan Lemah Lembut, Ada Kaitan dengan Keraton
Belakangan, julukan Putri Solo juga menjadi sebutan bagi perempuan yang memiliki karakter lemah lembut dan anggun.
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Kota Solo, Jawa Tengah, menyimpan banyak keunikan dan fakta-fakta sejarah.
Ada beberapa istilah yang melakat pada Kota Solo atau Surakarta.
Mulai dari Kota Bengawan, Kota Batik, hingga ada istilah cukup populer yakni 'Putri Solo'.
Baca juga: Kenapa Rasa Makanan di Solo Cenderung Manis? Ternyata Ini Sejarahnya, Ada Pengaruh Belanda
Julukan Putri Solo merupakan sebutan untuk perempuan yang berasal dari Solo.
Namun belakangan, julukan Putri Solo juga menjadi sebutan bagi perempuan yang memiliki karakter lemah lembut dan anggun.
Para perempuan yang penuh sopan santun dan selalu mengikuti aturan dalam berbicara dan berperilaku disebut Putri Solo.
Bagaimana sih sejarahnya Putri Solo bisa menjadi istilah populer?
Baca juga: Kenapa Mobil Bekas Plat AD Cenderung Lebih Mahal dan Stabil Harganya? Ternyata Inilah Alasannya
Asal-usul Julukan Putri Solo
Solo dikenal sebagai daerah penghasil perempuan cantik sejak dahulu kala.
Nah di Solo sendiri memiliki dua kerajaan, yakni Keraton Kasunanan Surakarta dan Pura Mangkunegaran.
Eksistensi dua kerajaan ini lah yang membuat istilah Putri Solo lantas populer.
Sebab dilansir dari berbagai sumber, dari dua kerajaan itu secara turun-temurun diwariskan resep-resep rahasia dan alami untuk merawat tubuh bagi para gadis di sekitar Keraton dan Pura Mangkunegaran.
Belum lagi ada legenda Putri Solo yang cukup populer di Cilacap, Jawa Tengah.
Baca juga: Perbedaan Gudeg Solo dan Jogja, Meski Nama Sama, Penyajian Serta Cita Rasanya Berbeda
Di mana legenda itu mengisahkan perjalanan seorang putri dari Kerajaan Kasunanan Surakarta.
Cerita ini menyimpan kisah cinta yang mendalam antara sang putri dan seorang pria bernama Bekel Alas Tua.
Putri Solo merupakan seorang putri yang merupakan keturunan langsung dari Raja Kasunanan Surakarta, yang pada suatu masa, meninggalkan kerajaannya untuk mencari pujaan hatinya, seorang lelaki bernama Bekel Alas Tua.
Kisah mereka mencerminkan keberanian sang putri untuk melangkah keluar dari lingkaran istana demi memenuhi panggilan cinta sejatinya.
Riasan Paes Solo Putri yang Melegenda
Di samping itu, sumber lain menyatakan jika istilah ini bisa jadi pengembangan riasan khas Keraton Solo yang terkenal sampai sekarang, Paes Solo Putri,
Dimulai dari pembentukannya, yaitu Perjanjian Giyanti. Perjanjian ini, yang terjadi pada abad ke-18, merupakan kesepakatan yang memisahkan kekuasaan Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.
Baca juga: Perbedaan Antara Blangkon Solo dan Blangkon Jogja, Tampak Sama Saja Tapi Sebenarnya Beda!
Sebagai dampak dari pemisahan tersebut, terjadi pembagian pusaka budaya, termasuk dalam hal riasan pengantin.
Paes Ageng, yang menjadi ciri khas riasan pengantin untuk keluarga kerajaan Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, menjadi hak eksklusif bagi Yogyakarta.
Sebagai respons terhadap hal tersebut, Kasunanan Surakarta menciptakan riasan Paes Solo Basahan, yang berfungsi sebagai alternatif dan menyerupai Paes Ageng, namun dengan ciri khas yang lebih sederhana dan sesuai dengan estetika Surakarta.
Dari Paes Solo Basahan, kemudian berkembang riasan Paes Solo Putri.
Riasan ini memiliki kemiripan dengan Paes Solo Basahan, namun dengan perbedaan yang cukup signifikan pada penggunaan warna pidih atau tata rias wajah yang khas.
Paes Solo Putri lebih elegan dan memberikan kesan yang lebih halus dan lembut, cocok untuk menggambarkan keanggunan seorang putri dalam budaya Jawa.
Itulah asal-usul istilah Putri Solo yang masih eksis hingga sekarang.
(*)
Asal Usul Desa Trangsan di Sukoharjo Jadi Pusat Sentra Rotan Sejak 1927, Disebut Desa Wisata Rotan |
![]() |
---|
Sejarah Museum Keris Nusantara di Laweyan Solo, Berdiri di Bekas Bangunan Rumah Sakit |
![]() |
---|
Sejarah Tugu Jam Pasar Gede di Pusat Kota Solo, Dibangun Sejak Tahun 1973 dan Ada Fungsinya |
![]() |
---|
Sejarah Ndalem Kalitan di Penumping Solo, Dikenal Sebagai Rumah Keluarga Tien Soeharto |
![]() |
---|
Kisah Menarik di Balik Bangunan Bersejarah Gedung Djoeang di Kota Solo, Dulu Asrama Tentara Belanda |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.