Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Fakta Menarik Tentang Sukoharjo

Asal-usul Nama Mayang yang Kini Jadi Desa di Sukoharjo, Ada Kisah Terkenal Tumenggung Mayang

Mayang termasuk salah satu kawasan ramai di Sukoharjo, karena berbatasan dengan Kartasura di sebelah utara dan Baki di sebelah timur dan selatan.

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
TribunSolo.com/ Anang Ma'ruf
BAKAL DILEBARKAN - Jalan Mayang, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo, Sabtu (3/5/2025). Inilah sejarah Desa Mayang yang erat kaitannya dengan Tumenggung Mayang dan Joko Pabelan. 

Banyak pengaduan dari masyarakat tentang perilakunya yang membuat Tumenggung Mayang malu dan gelisah.

Baca juga: Asal-usul Nama Banmati yang Kini jadi Kelurahan di Sukoharjo, Ada Kisah Abdi Dalem Meninggal

Dalam usahanya menyelamatkan nama baik keluarga, Tumenggung Mayang berniat menjodohkan anaknya dengan putri dari Raja Sultan Hadiwijoyo (yang juga dikenal sebagai Joko Tingkir).

Dengan kekuatan saktinya, Tumenggung Mayang bahkan mampu “meratakan” benteng kraton setiap malam agar Joko Pabelan bisa diam-diam masuk ke kedaton putri pada pukul 10 malam.

Namun, ada aturan ketat: Joko Pabelan harus pulang sebelum pukul 3 pagi.

Pada saat itu, benteng yang diratakan akan kembali seperti semula.

Suatu malam, karena terlena dan tertidur pulas, Joko Pabelan gagal keluar tepat waktu.

Akibatnya, ia tertangkap oleh pengawal kraton dan dituduh sebagai pencuri.

Baca juga: Asal-usul Desa Jatikuwung di Gondangrejo Karanganyar, Dipercaya Dulu Ada Pohon Jati Misterius

Tragedi dan Kutukan

Joko Pabelan diadili langsung oleh Sultan Hadiwijoyo.

Atas tindakan yang dianggap mempermalukan ayahnya dan melanggar aturan kerajaan, ia dijatuhi hukuman mati bersama ayahnya.

Kisah ini menjadi legenda sedih yang masih dikenang oleh warga Desa Mayang hingga hari ini.

Sendang Tirto Sari dan Sendang Mertani: Warisan Spiritual Desa Mayang

Di Desa Mayang, terdapat dua sendang (mata air) yang dipercaya memiliki kekuatan spiritual: Sendang Tirto Sari dan Sendang Mertani.

Keduanya menjadi tempat populer bagi orang-orang yang ingin kungkum—berendam sambil berdoa di malam hari.

Tujuannya adalah untuk mencari ketenangan batin (cipto ening), memohon kenaikan pangkat, keberhasilan usaha, atau kemudahan mendapatkan pekerjaan.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved