Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Fakta Menarik Tentang Klaten

Sejarah Jenang Ayu Bu Sono, dari Dapur Sederhana Tahun 1998, Kini jadi Kuliner Legendaris Klaten

Salah satu oleh-oleh legendaris di Klaten yang masih eksis sampai sekarang adalah Jenang Ayu Bu Sono.

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
Google Maps
KULINER LEGENDARIS KLATEN - Varian produk Jenang Ayu Bu Sono di Klaten, Jawa Tengah, pada 2023 lalu. Begini sejarah Jenang Ayu Bu Sono yang legendaris. 

TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, memiliki kekayaan kuliner tradisional.

Salah satu oleh-oleh legendaris di Klaten yang masih eksis sampai sekarang adalah Jenang Ayu Bu Sono.

 Jenang Ayu Bu Sono berlokasi di Desa Pacing, Kecamatan Wedi, Klaten.

Baca juga: Sejarah Sate Kambing Pak Pur Tawangmangu : Dari 1971, Kini jadi Salah Satu Ikon Kuliner Karanganyar

Makanan ini sudah menjadi ikon kuliner di Desa Pacing.

Tidak hanya dikenal luas di wilayah Klaten, jenang manis dan kenyal ini bahkan telah menembus pasar mancanegara, seperti Inggris dan Arab Saudi.

Sejarah Jenang Ayu Bu Sono

Perjalanan kuliner ini dimulai pada tahun 1998, saat Sumiyati atau yang akrab disapa Bu Sono, menerima permintaan dari seorang warga untuk membuat jenang ayu.

Resep yang ia racik secara tradisional ternyata disukai banyak orang. Awalnya, Bu Sono hanya menerima pesanan musiman—terutama saat hajatan atau menjelang Lebaran.

Namun pada tahun 2008, ia akhirnya membuka toko resmi di rumahnya dan mulai memproduksi secara lebih serius.

"Awalnya ya kalau ada yang minta baru saya buatkan. Baru tahun 2008 saya buka usaha secara resmi di rumah," ujar Bu Sono dilansir dari Tribun Jogja.

Baca juga: Sejarah Es Kobar, Salah Satu Kuliner Legendaris Solo, Es Telernya Terkenal Lebih dari Dua Dekade

Ciri khas jenang ayu Bu Sono terletak pada teksturnya yang kenyal dan rasa manis yang pas.

Komposisinya dibuat sedemikian rupa agar sesuai dengan selera banyak kalangan. Keunggulan inilah yang membuat jenang ini laris manis di pasaran.

Setiap hari, Bu Sono memproduksi sekitar 70 hingga 80 kilogram jenang ayu.

Pada akhir pekan, angka ini bisa meningkat dua kali lipat. Sementara saat Lebaran, permintaan bisa melonjak drastis hingga 300 kilogram per hari, karena banyak warga menjadikannya sebagai oleh-oleh.

Usaha yang kini juga melibatkan anak keenamnya, Agung Nugroho, ini menawarkan jenang ayu dengan harga yang cukup terjangkau.

Saat ini, usaha jenang ayu Bu Sono telah menyerap puluhan karyawan dari warga sekitar.

Kehadirannya tidak hanya memperkuat ekonomi keluarga, tetapi juga membuka lapangan kerja di Desa Pacing.

(*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved