Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Kirab Malam 1 Suro di Solo

Misteri Pusaka di Kirab Malam 1 Suro Keraton Solo, Konon Tak Ada yang Tahu Wujudnya 

Dalam kirab Malam 1 Suro abdi dalam membawa pusaka. Namun, mereka tak mengetahui pusaka apa yang dibawa karena tertutup kain.

TribunSolo.com/Agil Tri
KIRAB. Warga tumplek blek menyaksikan Kirab Malam 1 Suro di Kamandungan Keraton Solo, Jumat (29/7/2022). Abdi dalem yang membawa pusaka tidak mengetahui jenis pusaka apa yang dibawa. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Vincentius Jyestha 

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Keraton Kasunanan Solo bakal menggelar Kirab Malam 1 Suro pada Kamis, 26 Juni 2025 ini. 

Dalam kirab tersebut, para sentana dalem dan abdi dalem akan membawa pusaka-pusaka yang dimiliki oleh Keraton Solo mengelilingi Beteng Baluwarti. 

Tapi uniknya, para pembawa pusaka ini tak pernah mengetahui pusaka apa yang dibawanya dalam genggaman tangan. 

Meski memang, beberapa pusaka memiliki bentuk yang jelas terlihat menyerupai tombak. 

"Bahkan sentono dalem itu tidak tahu pusaka yang miyos atau yang keluar (dibawa dalam kirab)," ujar pemerhati sejarah dan budaya Kota Solo, KRMRAP L. Nuky M Adiningrat, dalam podcast bersama TribunSolo, Selasa (17/6/2025). 

Kanjeng Nuky, sapaan akrabnya, mengatakan pusaka-pusaka yang dibawa kirab ini ditutupi oleh kain. 

Salah satu alasannya adalah karena memang pusaka tersebut tidak boleh dilihat oleh masyarakat. 

"Untuk pusaka yang miyos (keluar, - red) itu memang diselubungi atau ditutupi, masyarakat bisa menduga itu adalah tombak, ada juga yang bentuk lain, dan itu memang tidak boleh dipertontonkan. Karena memang pusaka itu memang tidak untuk dilihat masyarakat," jelasnya. 

Baca juga: Mengenal Topo Bisu, Ribuan Peserta Tak Boleh Bicara Selama Prosesi Kirab Malam 1 Suro

Kanjeng Nuky memaparkan pusaka yang dibawa dalam kirab juga memiliki jenjang atau tingkatan tersendiri. Begitu pula dengan mereka yang membawanya. 

Biasanya, kata dia, pusaka tertinggi akan berada di urutan paling awal dan dibawa oleh sentono dalem. Semakin ke belakang, tingkatan pusaka semakin menurun dan dibawa oleh abdi dalem. 

"Pusaka itu biasanya yang miyos itu ada beberapa jenjang ya. Ada yang Kanjeng Ki Ageng, Kanjeng Kiai, dan Kiai," paparnya. 

Uniknya lagi, jumlah pusaka yang keluar dan apa saja pusaka yang keluar pun tidak bisa diprediksi. Sebab penentuan tersebut datang atau titah langsung dari Paku Buwono XIII. 

"Itu hak prerogatif sinuhun, jadi yang menentukan berapa jumlah pusaka yang keluar, apa yang keluar itu tergantung sinuhun. Biasanya last minute (ditentukan), sore mungkin sudah dipikirkan berapa yang miyos," kata dia. 

Kanjeng Nuky sendiri selaku sentono dalem pernah merasakan pengalaman tersebut. 

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved