Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Kisah Fotografer Fotoyu di Manahan Solo : Tak Membuat Kaya, tapi Menghidupi

Dengan perkembangan teknologi digital hampir setiap orang bisa mengabadikan momen melalui foto.

|
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNSOLO.COM/AHMAD SYARIFUDIN
FOTOGRAFER OLAHRAGA - Seorang fotografer Adi Diastoro saat ditemui di Stadion Manahan Solo, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu. Profesi fotografer yang tergilas disrupsi digital seakan menemukan nafasnya kembali di platform Fotoyu. 

“Saya all round. Saya pernah memotret sport. Awal memotret sport otomotif. Mengenal dunia Instagram lomba foto saya mengikuti jadinya semua lini sebisa mungkin aku menguasai,” ungkapnya.

Dengan perkembangan teknologi digital hampir setiap orang bisa mengabadikan momen melalui foto.

Profesi fotografer profesional pun kian tergeser.

Namun, semenjak adanya platform Fotoyu, pendapatan yang didapat cukup menjanjikan.

Kini di sekeliling Stadion Manahan saja sekitar 100 lebih fotografer menggantungkan penghidupannya atau sekadar tambahan beli kopi dari platform ini.

Income yang menjanjikan aktivitas dari memotret kita unggah di platform. Customer check out foto kita langsung laku hari itu juga. Yang jadi ternyata menjanjikan ternyata income dua minggu udah kelihatan. Satu hari minimal sekitar 1000 foto. Weekend bisa 4.000 foto dalam 1 hari. Kita pasang tarif. Standar harga di Manahan Rp 40-45 ribu,” jelasnya.

Selain motret harian, ia juga bertolak ke sejumlah wilayah untuk memotret event lari dengan platform yang sama.

Ia bahkan bisa mengantongi uang hingga Rp 1 juta lebih tiap event digelar.

“Dalam satu hari kadang blong ya sering. Sekarang di bawah 10 foto dalam 1 hari. Sangat membantu. Dari Fotoyu sangat membantu. Dijadikan profesi juga bisa. Kalau ada event lari hari Minggu besok ke Surabaya. Ada event lari besar di sana. Satu event Rp 1-1,5 juta,” tuturnya.

Ia pun menerapkan trik-trik tertentu agar fotonya laku.

Salah satu yang wajib foto yang ia unggah harus beauty.

Ia bahkan melakukan metering dengan over exposure hingga over saturasi agar kliennya tampak glowing putih.

“Foto kita harus beauty. Kliennya mungkin ada yang tidak paham fotografi. Karena udah lumayan lama menggeluti otomatis tahu komposisi saya terapkan. Klien menginginkan tampilan yang kita upload gambar matang. Metering exposure dan lain-lain. Glowing. Ada peluang untuk dibeli besar. Di sini malah over exposure dan over saturasi biar lebih beauty,” ungkapnya.

Menjamurnya pengguna Fotoyu menimbulkan perdebatan mengenai standar etik

Sebab, obyek yang difoto tidak bisa benar-benar dipastikan bahwa ia berkenan difoto dan diunggah di platform tersebut.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved