Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Kisah Fotografer Fotoyu di Manahan Solo : Tak Membuat Kaya, tapi Menghidupi

Dengan perkembangan teknologi digital hampir setiap orang bisa mengabadikan momen melalui foto.

|
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNSOLO.COM/AHMAD SYARIFUDIN
FOTOGRAFER OLAHRAGA - Seorang fotografer Adi Diastoro saat ditemui di Stadion Manahan Solo, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu. Profesi fotografer yang tergilas disrupsi digital seakan menemukan nafasnya kembali di platform Fotoyu. 

Meski Fotoyu mengkondisikan hanya foto dengan wajahnya sendiri yang bisa dilihat, itu tidak cukup.

Adi sendiri pernah kena tegur karena memotret pelari yang tidak berkenan difoto.

“Pernah saya ngalami. Ada pasangan mereka nggak sengaja kita potret. Beberapa teman juga mengenai orang tersebut. Mereka tidak berkenan. Mereka DM via aplikasi dan WhatsApp. Tolong dihapus. Saya hapus seketika itu juga,” tuturnya.

Munculah peraturan tidak tertulis di antara fotografer dan pelari.

Mereka yang tak berkenan difoto akan menunjukkan gestur penolakan seperti memalingkan wajah.

Maka fotografer pun semestinya menurunkan kameranya

 Lalu fotografer Fotoyu juga memilih tempat ruang publik. Asumsinya, mereka yang berada di ruang publik memiliki kecenderungan berkenan difoto meski tak semua bisa disamaratakan.

Untuk Stadion Manahan, bagian terluar merupakan lahan basah karena banyak yang menginginkan fotonya yang sedang lari bisa diunggah di akun sosial media mereka.

Sementara, bagi yang tak ingin diekspos, mereka memilih sisi dalam.

“Ini kan public space. Random jadinya. Ini kan sisi bagian terluar. Bagian tengah juga ada. Ada beberapa pelari tidak berkenan melakukan aktivitas di tengah. Otomatis tidak menyasar ke situ,” jelasnya.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved