Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Program Kerja Respati Astrid Ditolak

Capaian PAD Solo Jeblok, Hanya Tembus Rp 156 Miliar dari Target Rp 930 Miliar

Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Solo tercatat masih sangat jauh dari target.

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Putradi Pamungkas
TribunSolo.com/Andreas Chris
PAD JEBLOK - Ilustrasi Balai Kota Solo, Senin (16/6/2025). Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Solo tercatat masih sangat jauh dari target. 

TRIBUNSOLO.COM, SOLO – Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Solo tercatat masih sangat jauh dari target.

Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (DJPK) Kementerian Keuangan per 1 Juli 2025, PAD Solo baru mencapai Rp 156,03 miliar dari total target sebesar Rp 930,88 miliar.

Capaian tersebut memicu kekhawatiran akan defisit anggaran yang makin lebar.

Wali Kota Solo Respati Ardi pun mengambil langkah dengan menyusun rencana perombakan besar-besaran di jajaran pejabat pemerintah.

“Nanti akan kita akan ada rotasi eselon 2. Akan kita refresh biar kerjanya baru. Banyak. Setengahnya dan banyak promosi nanti,” ungkap Respati.

DIKRITIK KPK - Wali Kota Solo Respati Ardi saat ditemui beberapa waktu lalu.
DIKRITIK KPK - Wali Kota Solo Respati Ardi saat ditemui beberapa waktu lalu. Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Solo tercatat masih sangat jauh dari target. (TribunSolo.com/Andreas Chris)

Jebloknya pendapatan daerah ini menjadi salah satu alasan utama pemangkasan sejumlah program dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan 2025.

Program-program seperti Rumah Siap Kerja dan Koperasi Merah Putih termasuk yang terdampak pengurangan anggaran.

Menghadapi situasi ini, Respati menyatakan akan memaksimalkan upaya peningkatan PAD menjelang akhir tahun untuk menutup kekurangan anggaran.

“Saya harapkan banyak event di bulan -ber gas pol untuk pendapatan yang menyeimbangkan defisit tadi,” tegasnya.

Baca juga: Imbas Realisasi PAD Masih Jeblok, Separuh Pejabat Pemerintah Kota Solo Bakal Dirombak

Ia juga menilai postur APBD perlu dikoreksi karena terlalu berat di sisi belanja.

Fokus pun diarahkan pada peningkatan kinerja Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan optimalisasi peran Badan Pendapatan Daerah (Bapenda).

“Makanya jangan usul banyak-banyak di belanja. Saya fokuskan di Astacita salah satunya optimalisasi PAD dan BUMD. Kalau mau bantu ayo kita korek Bapenda untuk mendapatkan pendapatan yang bagus,” tuturnya.

(*)

 

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved