Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Fakta Menarik Tentang Wonogiri

Asal-usul Nama Paranggupito Wonogiri, Konon Dulu Tempat Bertapa Pangeran Sambernyawa

Paranggupito adalah nama sebuah kecamatan di ujung selatan Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
TribunSolo.com/Erlangga Bima Sakti
PANORAMA INDAH - Pantai Karang Payung yang terletak di Dusun Dringo, Desa Gunturharjo, Kecamatan Paranggupito pada Sabtu (16/2/2025). Pantai ini masih jarang terjamah. Beginilah asal-usul Kecamatan Paranggupito yang kini dikenal memiliki banyak pantai indah. 

TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI - Paranggupito adalah nama sebuah kecamatan di ujung selatan Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.

Paranggupito tidak hanya dikenal karena keindahan pantai-pantainya yang memukau seperti Pantai Sembukan dan Pantai Nampu, namun juga menyimpan kisah sejarah dan spiritual yang mendalam.

Nama Paranggupito ternyata tidak sekadar penamaan geografis biasa.

Baca juga: Asal-usul Desa Taraman Sragen, Ada Sumur Kuno yang Konon Katanya Peninggalan Wali

Asal-usul Paranggupito

Menurut catatan dan cerita turun-temurun yang dihimpun dari berbagai sumber, nama ini berakar dari peristiwa penting dalam perjalanan Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegoro I, atau yang lebih dikenal masyarakat sebagai Pangeran Sambernyawa.

Nama Paranggupito berasal dari gabungan tiga kata: "parang" (bebatuan tajam seperti pisau), "gupit" (lembah sempit yang memotong bukit), dan "dito" atau "ditata" (dapat ditata atau dimanfaatkan).

Nama ini muncul saat masa pemerintahan Mangkunegoro IV, yang mendapatkan petunjuk spiritual untuk mengunjungi tempat leluhurnya bertapa, yakni Pantai Sembukan.

Baca juga: Asal-usul Pemandian Air Panas Ngunut Sendang Panguripan di Sragen, Peninggalan Mataram Kuno

Sebelum berkunjung, ia mengutus penggawa (prajurit) untuk mencari lokasi pantai tersebut.

Laporan penggawa menggambarkan wilayah dengan tebing dan batuan terjal seperti parang, jalan sempit berliku yang memotong bukit (gupit), namun di beberapa bagian masih dapat ditata untuk tempat bermukim.

Dari sinilah muncul nama Paranggupito, yang menggambarkan kondisi geografis dan spiritual tempat itu.

Konon katanya, Pangeran Sambernyawa pernah bermukim di Bumi Nglaroh (kini Selogiri, Wonogiri) untuk menyusun kekuatan usai kalah dari Belanda.

Baca juga: Asal-usul Umbul Siblarak di Klaten, Dahulu Merupakan Hamparan Sawah

Dalam pengembaraannya, ia melanjutkan perjalanan ke arah selatan hingga mencapai sebuah pantai sunyi yang kini dikenal sebagai Pantai Sembukan.

Bukit tempat beliau bertapa kini dikenal sebagai Gunung Gendera, yang menjadi lokasi sakral dan terdapat Sanggar Tri Sila Wedha, tempat yang digunakan untuk kegiatan spiritual hingga kini.

Kini, Paranggupito tidak hanya menjadi destinasi wisata alam dengan pantai-pantai eksotisnya, namun juga lokasi napak tilas sejarah perlawanan dan spiritualitas Jawa.

Kawasan ini menjadi daya tarik bagi wisatawan yang ingin menyaksikan keindahan alam sekaligus merasakan aura sakral peninggalan leluhur.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved