Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Ijazah Jokowi Digugat

Sosok Bambang Surojo, Teman Sebangku Jokowi di SMAN 6 Solo yang Jadi Saksi Pelaporan Roy Suryo cs

Bambang tak hanya sekadar teman sekolah biasa. Ia bahkan selama 2 tahun yakni ketika duduk di kelas 2 dan 3, menjadi teman sebangku Jokowi.

|

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Andreas Chris Febrianto 

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Nama Bambang Surojo (64) warga berdomisili Banjarmasin, Kalimantan Selatan kini jadi sorotan di tengah kasus hukum yang menyeret Presiden RI ke-7 Joko Widodo.

Bambang menjadi salah satu saksi dari pihak pelapor yakni Jokowi yang melayangkan aduan ke Polda Metro Jaya terkait dugaan pencemaran nama baik beberapa waktu lalu.

Teman sebangku Jokowi semasa menimba ilmu di SMAN 6 Solo tersebut dipanggil oleh penyidik Polda Metro Jaya untuk diperiksa sebagai saksi.

Bambang diperiksa sebagai saksi oleh penyidik Polda Metro Jaya yang meminjam lokasi di Mapolresta Solo pada Selasa (22/7/2025) lalu.

Tak hanya sekali, Bambang juga pernah diperiksa sebagai saksi dalam kasus dugaan ijazah palsu yang menyeret Jokowi di Bareskrim Mabes Polri beberapa waktu silam.

Bukan tanpa alasan, Bambang tak hanya sekadar teman sekolah Jokowi biasa.

Selama 2 tahun yakni saat duduk di kelas 2 dan 3, ia merupakan teman sebangku Jokowi.

Lantas siapakah sosok Bambang? 

Bambang merupakan putra pensiunan anggota TNI yang lahir di Kelurahan Pajang, Kecamatan Laweyan, Kota Solo pada 11 Agustus 1961.

Sosok yang merupakan lulusan teknik perminyakan UPN Yogyakarta tersebut kini berdomisili di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Selain pernah bekerja sebagai pegawai tambang minyak, Bambang juga membuka usaha di bidang perhotelan dan food and beverage di Kota Solo yakni Hotel Rumah Sinten dan Kulonuwun Kopi yang berada di kawasan Ngarsopuro.

Namun semenjak tak lagi bekerja sebagai pegawai tambang, Bambang memutuskan untuk menempuh pendidikan di bidang ilmu hukum dan kini membuka praktik sebagai pengacara di Banjarmasin sampai saat ini.

Bambang sendiri mengaku memiliki kedekatan tersendiri dengan Jokowi lantaran ia merupakan rekan sebangku Presiden RI ke-7 tersebut selama 2 tahun.

"Saya teman sekolah (Jokowi) dari SMA kelas 1 sampai dengan lulus SMA kelas 3. Untuk kelas 1 kami di kelas berbeda, tapi untuk kelas 2 kebetulan kami sebangku. Itu di kelas 2 IPA 2 dan Kelas 3 IPA 2. Saya sebangku dengan beliau," ungkap Bambang saat ditemui di sebuah di sebuah kafe di Kota Solo, Kamis (24/7/2025) sore.

TEMAN JOKOWI - Bambang Surojo, teman sebangku Joko Widodo waktu duduk di kelas 2 dan 3 SMAN 6 Solo, saat ditemui Kamis (24/7/2025). Ia diperiksa oleh penyidik dari Polda Metro Jaya atas aduan yang dilayangkan oleh Presiden ke-7  RI tersebut mengenai dugaan pencemaran nama baik.
TEMAN JOKOWI - Bambang Surojo, teman sebangku Joko Widodo waktu duduk di kelas 2 dan 3 SMAN 6 Solo, saat ditemui Kamis (24/7/2025). Ia diperiksa oleh penyidik dari Polda Metro Jaya atas aduan yang dilayangkan oleh Presiden ke-7 RI tersebut mengenai dugaan pencemaran nama baik. (TribunSolo.com/ Andreas Chris)

Namun demikian, komunikasi antara Bambang dan Jokowi sempat terputus sampai belasan tahun usai keduanya menempuh jenjang kuliah di universitas berbeda.

Jokowi melanjutkan studi di Fakultas Kehutanan UGM, sementara Bambang di fakultas Teknik Perminyakan UPN. Meski keduanya berada di kota yang sama, Bambang dan Jokowi tidak pernah bertemu semasa di Yogyakarta.

Pertemuan Bambang dan Jokowi terjadi ketika ayah Wapres RI Gibran Rakabuming Raka itu telah menjabat sebagai Wali Kota Solo. 

Tiga tahun usai Jokowi menjadi Wali Kota Solo, Bambang baru menemui teman karibnya itu ketika diajak salah satu rekan semasa SMA.

Baca juga: Jurus Jokowi Berkelit dari Ajakan Teman Alumni di Solo untuk Gabung Grup WhatsApp

Bambang dan Jokowi akhirnya bertemu di rumah dinas Wali Kota Solo, Loji Gandrung.

Dan alangkah terkejutnya Bambang lantaran ia tak menyangka bahwa sosok Jokowi Wali Kota Solo merupakan Joko, teman sebangkunya semasa SMA.

Di sisi lain, Bambang mengaku tidak akan lupa atas jasa Jokowi semasa keduanya masih duduk di bangku SMA. Hal itulah yang menjadi dasar Bambang sampai tak mempermasalahkan ia harus terbang dari Banjarmasin ke Solo untuk membela temannya tersebut yang kini tengah berurusan dengan pihak berwajib.

"Karena saya, kedekatan saya dengan beliau itu tidak akan terbayarkan dengan apa yang telah saya lakukan. Saat itu peristiwanya kelas 2, bapak saya meninggal dunia. Kemudian salah satu teman di sekolah itu yang punya sepeda motor tidak banyak, salah satunya Joko Widodo. Dia tanya, Bang ada nggak yang bantu? Saya jawab nggak ada," jelas Bambang.

"Kamu perlu apa? (Tanya Jokowi), saya perlu kereta jenazah yang kedua saya perlu kembang. Beliau yang mencarikan untuk memberangkatkan bapak saya ke peristirahatan terakhir, itu pak Jokowi. Dan saya tidak akan pernah bisa lunas membayar itu. Apapun yang saya lakukan," pungkasnya.

Kawan Jokowi Diperiksa

Di tengah penyidikan kasus dugaan ijazah Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Mapolresta Solo, Rabu (23/7/2025), sejumlah kawan lamanya turut diperiksa oleh penyidik Polda Metro Jaya.

Mereka merupakan rekan sekolah Jokowi saat bersekolah di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 6 Solo.

Salah satu yang ikut diperiksa, Bambang Surojo, menjelaskan perbedaan yang sempat menjadi sorotan publik terkait nama SMAN 6 dan SMPP.

Menurutnya, hal itu berkaitan dengan proses transisi sistem pendidikan dan pengembangan sekolah pada masa itu.

"Jadi pada saat itu kami mendaftar sekolah itu di SMA Negeri 5 Surakarta, itu ada 11 kelas. Kemudian ada pengembangan sekolah, dari kelas 1 Satu sampai 1 Enam itu menjadi SMA 5. Kelas 1 Tujuh sampai kelas 1 Sebelas menjadi SMA 6. Dan karena kelas 1 Tujuh sampai kelas 1 Sebelas masuknya siang, kita menyebutnya SMA 5 siang," ungkap Bambang.

Ia juga menyampaikan bahwa saat itu gedung sekolah masih dalam proses pembangunan, sehingga mereka sempat bersekolah di waktu siang sebelum akhirnya menjadi siswa resmi SMAN 6 atau SMPP Surakarta.

"Kemudian setelah ruang (sekolah) itu tersedia bagi kami, kami masuk pagi bagi kami sehingga kami menjadi siswa SMPP atau siswa SMAN 6 Surakarta," imbuh dia.

Lebih lanjut, Bambang menegaskan bahwa perubahan nama dari SMPP ke SMAN 6 merupakan kebijakan pemerintah pusat, bukan hal yang dapat diputuskan oleh siswa ataupun pihak sekolah saat itu.

"Mengenai nama SMPP dan SMA 6 yang menjadi polemik selama ini yang digoreng-goreng itu adalah kebijakan dari pemerintah. Dalam hal ini menteri pendidikan dan kebudayaan saat itu yang menterinya pak Daud Yusuf," urai dia.

Selain menjelaskan latar belakang sekolah, Bambang juga mengungkap bahwa masa pendidikan mereka berlangsung selama 7 semester atau 3,5 tahun karena perubahan kurikulum.

"Termasuk juga pergeseran waktu yang menjadi tambah 6 bulan sehingga kami menikmati sekolah itu bukan tiga tahun tapi 3 tahun setengah. Dan saat itu ada bahasa dulu namanya Catur Wulan, setelah ada pergeseran waktu menjadi Semesteran sehingga kami melakukan ulangan itu per semester. Sehingga kami menikmati 7 semester dan kami lulus pada tahun 1980. Lebih tepat lagi di ijazah tertera tanggal 30 April 1980," beber Bambang.

Pernyataan Bambang tersebut diperkuat oleh rekannya, Sigit Hariyanto, yang juga diperiksa penyidik dan menyampaikan bahwa mereka adalah teman sekelas Jokowi sejak awal hingga lulus.

"Jadi kami berempat semua adalah teman sekolah SMA pada saat itu sampai lulus," ungkap Sigit.

Baca juga: Kala Jokowi Tegur Sahabat Lama di Solo via Telepon Gegara Pembelaan Ijazah : Ngopo Belani Aku?

Mereka mengaku mendapatkan 95 pertanyaan dari penyidik, yang mayoritas berkutat pada kenangan semasa sekolah dan status Jokowi sebagai siswa aktif di sekolah tersebut.

"Jadi isinya pertanyaan ini semuanya berjumlah 95 yang pada intinya pertanyaan-pertanyaan itu seputar pada saat itu kami semua adalah siswa sekolah SMA 6 atau SMPP, sama itu," jelas Sigit.

"Jadi pertanyaan itu apakah saudara mengenal tentang Pak Jokowi, kami tentunya menjawabnya sangat mengenal karena Pak Jokowi adalah teman kami dan lulus bersama-sama beliau."

Bahkan, sebagai bagian dari proses penyidikan, penyidik juga menyita ijazah milik mereka sebagai barang bukti.

"Ijazah juga kemarin itu juga disita oleh penyidik. Ada 5 ijazah sebagai bukti nantinya," tambahnya.

Menutup pernyataan, Bambang menegaskan bahwa dirinya adalah teman sebangku Jokowi selama 3 tahun lebih, dan bersaksi atas keabsahan pendidikan Jokowi.

"Tadi disampaikan oleh mas Sigit. Kemarin kami diperiksa tentang sejarah itu tadi dan juga apakah benar Pak Jokowi teman kami. Dia teman kami dari kelas 1 sampai 3 bahkan dengan saya satu bangku. Kami adalah saksi kebenaran, keabsahan dan otentiknya pak Jokowi sekolah di SMA Negeri 6 Surakarta," pungkas Bambang.

(*)

 

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved