Sekolah Rakyat Sragen
Pendaftar Sekolah Rakyat Sragen Masih Minim, Baru Ada 8 Calon Siswa dari Target 75 Orang
Jumlah tersebut tentu masih jauh dari target, dimana Sekolah Rakyat Kabupaten Sragen akan membuka total 3 rombongan belajar (rombel).
Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Putradi Pamungkas
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari
TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Jumlah calon siswa yang mendaftar di Sekolah Rakyat Kabupaten Sragen masih minim.
Bupati Sragen, Sigit Pamungkas mengatakan pihaknya menerima surat dari Kementerian Sosial untuk membuka penerimaan peserta didik Sekolah Rakyat tahun akademik 2025/2026 pada 29 Juli 2025.
"Inti dari surat itu, untuk beberapa daerah termasuk Kabupaten Sragen dibuka pendaftaran peserta didik Sekolah Rakyat," katanya kepada TribunSolo.com, Rabu (6/8/2025).
"Yang tahapannya, pertama Kementerian Sosial menyerahkan By Name By Address (BNBA) calon siswa yang berasal dari desil 1 dan 2 DTSEN (Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional) ke daerah melalui Dinas Sosial," sambungnya.

Lanjutnya, dari data tersebut, petugas dari Dinas Sosial melakukan home visit ke rumah calon siswa.
Selain mendatangi langsung, petugas Dinas Sosial juga melakukan wawancara.
Dimana, petugas akan menanyakan dan meminta persetujuan, apakah calon siswa tersebut bersedia bersekolah di Sekolah Rakyat.
"Kita, dari Dinsos sudah melakukan home visit dan wawancara sesuai BNBA, fokus ke anak yang tidak sekolah atau belum sekolah formal," ujarnya.
"Per 5 Agustus 2025 terdapat 8 siswa, yang terdiri dari 6 calon siswa SMP dan 2 calon siswa SD," tambahnya.
Baca juga: Sekolah Rakyat Solo Kekurangan 2 Pengasuh Asrama, Sementara Siasati dengan Jadwal Petugas Piket
Jumlah tersebut tentu masih jauh dari target, dimana Sekolah Rakyat Kabupaten Sragen akan membuka total 3 rombongan belajar (rombel).
Dua rombel untuk jenjang SD, sedangkan sisa satu rombel untuk jenjang SMP.
Satu rombelnya terdiri dari 25 siswa, dengan begitu Sekolah Rakyat Kabupaten Sragen membutuhkan total 75 siswa
Pendaftaran
Sekolah rakyat di Kabupaten Sragen mulai membuka penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun ajaran 2025/2026.
Plt Kepala Dinas Sosial Kabupaten Sragen, Yuniarti mengatakan nantinya akan dibuka jenjang SD dan SMP.
"Saat ini sedang dilakukan sosialisasi oleh pendamping sosial PKH setempat, untuk SD dibuka 2 rombel dan SMP 1 rombel," katanya kepada TribunSolo.com, Jumat (1/8/2025).
Sementara, proses pembelajaran Sekolah Rakyat akan digelar di Balai Latihan Kerja (BLK) Technopark Ganesha Sukowati, sembari menunggu pembangunan gedungnya.
Yuniarti menambahkan bagi warga Sragen yang ingin mendaftar, syaratnya harus warga Kabupaten Sragen, bisa siswa baru atau siswa putus sekolah.
Selain itu, calon siswa merupakan anak dari keluarga tidak mampu, yang masuk dalam data DTSEN Kementerian Sosial.
Sekolah Rakyat di Sragen memiliki sejumlah fasilitas, di antaranya ruang belajar yang nyaman dan modern, makan 3 kali dan snack 2 tiap hari.
Selain itu juga disediakan seragam sekolah, perlengkapan individu, kamar/tempat tidur bersih dan bagus, terdapat fasilitas kesehatan, dan orang tua serta keluarga bisa menjenguk.
"Pendaftaran dibuka sampai dengan 6 Agustus 2025," katanya.
Ia menambahkan calon siswa memiliki motivasi tinggi untuk belajar, dan orang tua/wali mendukung pendidikan anaknya.
Calon siswa juga sehat jasmani dan rohani, serta mendapatkan izin dari orang tua untuk tinggal di asrama.
"Sekolah rakyat ini gratis, tanpa dipungut biaya, gratis biaya sekolah, gratis biaya asrama, gratis biaya hidup, gratis seragam sekolah, dan gratis makan bergizi," jelasnya.
"Sekolah rakyat memiliki keunggulan yakni diberikan pendidikan formal dan karakter, pendamping profesional sepanjang waktu, siswa unggulan dan bersaing, sekolah asrama, dan ijazah setara sekolah formal, dan dapat digunakan ke jenjang selanjutnya," sambungnya.
Mengenal Technopark Ganesha Sukowati Sragen
Technopark Ganesha Sukowati yang berlokasi di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, menjadi salah satu pusat pelatihan kerja dan inovasi teknologi unggulan di Indonesia.
Lembaga ini berada di bawah naungan Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Sragen dan telah beroperasi sejak tahun 2009, setelah diresmikan langsung oleh Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono.
Berlokasi sekitar dua kilometer dari pusat kota Sragen, Technopark Ganesha Sukowati berdiri di atas lahan seluas lebih dari 7 hektar.
Sejak awal berdiri, lembaga ini memiliki visi besar untuk mencetak sumber daya manusia yang unggul melalui pelatihan berbasis kompetensi, sertifikasi resmi, dan penempatan kerja.
Salah satu program unggulan yang ditawarkan adalah skema 3-in-1 yang mencakup pelatihan, sertifikasi, dan penempatan kerja.
Terdapat 20 program pelatihan dari 8 bidang kejuruan seperti otomotif, elektro, pemesinan, las, bordir komputer, desain teknis (AutoCAD), hingga pertanian modern.
Selain menyalurkan lulusan ke dunia kerja, Technopark juga mendorong wirausaha baru dengan fasilitas inkubasi bisnis dan pendampingan UKM.
Technopark Ganesha Sukowati memiliki sejumlah gedung pelatihan yang dinamai dari tokoh pewayangan, seperti Gedung Yudhistira, Krisna, Hanoman, Nakula, Sadewa, dan Gatotkaca.
Masing-masing gedung difungsikan untuk pelatihan spesifik, mulai dari otomotif, elektro, las, garmen, hingga ICT.
Lokasinya strategis, dekat dengan akses transportasi seperti stasiun, terminal bus, dan bandara.
Fasilitas penunjang lainnya meliputi asrama, kantin, koneksi Wi-Fi, ruang pertemuan, mushola, hingga area praktik luar ruangan.
Apa Itu Sekolah Rakyat?
Sekolah Rakyat (SR) merupakan sebuah inisiatif pendidikan alternatif yang bertujuan memberikan akses belajar kepada masyarakat, terutama mereka yang berasal dari kalangan kurang mampu atau tertinggal dalam sistem pendidikan formal.
Konsep Sekolah Rakyat telah ada sejak era awal kemerdekaan Indonesia dan kini kembali dihidupkan sebagai bagian dari upaya mengentaskan ketimpangan pendidikan di berbagai wilayah, termasuk di daerah-daerah pelosok.
Konsep dan Sejarah Sekolah Rakyat
Dikutip dari berbagai sumber, termasuk laman resmi Kementerian Sosial dan organisasi masyarakat sipil, Sekolah Rakyat bukanlah lembaga formal seperti sekolah negeri atau swasta pada umumnya.
Sebaliknya, SR adalah ruang belajar berbasis komunitas yang fleksibel dan disesuaikan dengan kebutuhan lokal.
Materi yang diajarkan bisa berupa pengetahuan dasar seperti baca tulis, berhitung (calistung), hingga pendidikan karakter, keterampilan hidup (life skills), bahkan kewirausahaan.
Konsep ini sempat populer pada masa awal kemerdekaan sebagai bagian dari upaya mencerdaskan bangsa, sebelum sistem pendidikan nasional terbentuk utuh.
Kini, sejumlah organisasi dan lembaga, termasuk Kemensos, kembali menggagas pendirian Sekolah Rakyat dalam rangka mendorong pembangunan manusia.
Tujuan Pendirian Sekolah Rakyat
Tujuan utama dari pendirian Sekolah Rakyat adalah untuk menjangkau kelompok rentan yang kesulitan mengakses pendidikan formal.
Sekolah Rakyat menjadi solusi atas keterbatasan akses, biaya, dan kualitas pendidikan di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar).
Beberapa tujuan spesifik dari Sekolah Rakyat antara lain:
- Meningkatkan literasi dasar: Memberikan pengajaran membaca, menulis, dan berhitung bagi anak-anak maupun orang dewasa yang belum menguasainya.
- Menumbuhkan kepercayaan diri dan kemandirian: Melalui pendekatan pembelajaran berbasis pengalaman dan praktik langsung.
- Mencegah anak putus sekolah: Dengan memberikan wadah alternatif bagi anak-anak yang keluar dari sekolah formal karena alasan ekonomi atau sosial.
Mendorong pemberdayaan masyarakat: Sekolah Rakyat juga berperan dalam membangun kesadaran kritis warga terhadap hak-hak mereka, serta meningkatkan partisipasi dalam pembangunan lokal.
(*)
Pekan Ketiga Pendaftaran Dibuka, Sekolah Rakyat di Sragen Baru Dapat 14 Murid, Tak Diminati? |
![]() |
---|
Penyebab Peminat Sekolah Rakyat di Sragen Minim : dari Ortu Tak Tega, hingga Data Kemensos Tak Valid |
![]() |
---|
Sempat Putus Sekolah, Cita-cita Lintang di Sragen jadi Perawat Terbuka Lebar Lewat Sekolah Rakyat |
![]() |
---|
Alasan Lain Pendaftar Sekolah Rakyat di Sragen Masih Minim, Belum Ada Wujud Gedung Fisik Permanen |
![]() |
---|
Termakan Usia, Gedung Sementara Sekolah Rakyat di Technopark Sragen Alami Beberapa Kerusakan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.