Wisata di Wonogiri
Di Balik Keindahannya, Candi Muncar di Girimarto Wonogiri Menyimpan Banyak Mitos
Di balik keindahannya itu, Candi Muncar menyimpan banyak mitos yang belum banyak diketahui. Sang pengelola menceritakannya
Penulis: Erlangga Bima Sakti | Editor: Rifatun Nadhiroh
Laporan Wartawan TribunSolo, Erlangga Bima Sakti
TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI - Secangkir kopi tubruk menemani obrolan saya dengan Parno siang itu di kawasan wisata Candi Muncar yang terletak di Desa Bubakan, Kecamatan Girimarto, Wonogiri.
Siang itu memang cukup panas, namun teriknya matahari kalah dengan hawa sejuk di Candi Muncar karena terletak di lereng Lawu.
Selain itu gemericik air di telaga seakan mendinginkan suasana.
Candi Muncar merupakan salah satu tempat wisata yang sedang naik daun di Wonogiri.
Jangan keliru, bukan bangunan candi-candi yang ada disana, melainkan telaga yang berada di dataran tinggi.
Baca juga: Sejarah Tugu Pusaka Selogiri di Wonogiri, Menyimpan Tiga Pusaka Raden Mas Said Saat Melawan Belanda
Lokasinya sejuk dan asri, tak ada bangunan, tak ada suara kendaraan serta hiruk pikuk khas perkotaan. Sebab, Candi Muncar berada di tengah hutan yang masih terjaga.
Di balik keindahannya itu, Candi Muncar menyimpan banyak mitos yang belum banyak diketahui.
Namun Parno, sang pengelola, dengan senang hati menceritakannya ke saya.
"Banyak yang meminta sesuatu di sini, malam-malam tertentu juga ada. Tempat seperti ini pasti ada," ujar Parno.
Menurut dia, tak sedikit orang datang ke Candi Muncar namun bukan untuk berwisata, melainkan memiliki hajat tersendiri yang akan diselesaikan.
Meski begitu, orang-orang yang memiliki keinginan tertentu dan berdoa di Candi Muncar tak boleh musyrik, alias meminta kepada batu dan pohon.
"Boleh (meminta sesuatu) asal satu tujuannya untuk Allah, jangan meminta pada batu dan pohon disini," katanya.
Baca juga: Sejarah Keripik Tempe Benguk jadi Oleh-oleh Khas Wonogiri, Berawal dari Ide Seorang Warga pada 2008
Sempat ada cerita, suatu waktu ketika judi togel merajalela, ada orang datang ke Candi Muncar untuk meminta nomor.
Namun bukan nomor yang didapat, melainkan petaka.
"Saat itu diusir oleh penunggu disini, sosoknya besar. Memang ada cerita seperti itu," imbuh Parno.
Menurut dia, jika tak ada niat buruk atau niat untuk kesenangan duniawi, boleh-boleh saja berdoa di Candi Muncar.
Misalnya meminta kedamaian hati, maupun kesembuhan.
"Di sini peninggalan kalau orang tua bilang para suci pada jaman dulu. Dan disini tempat wingit sebelum dijadikan tempat wisata," paparnya.
Cerita lain, sempat ada orang yang camping di area Candi Muncar.
Baca juga: Mitos Umbul Nogo Manyaran Wonogiri, Konon Disakralkan Sebagai Tempat Panyuwunan
Sesuai aturan, tidak boleh membawa minuman beralkohol di tempat-tempat yang dianggap suci.
Namun aturan itu dilanggar, Parno mengaku sudah mengingatkan agar aturan itu ditaati namun tidak diindahkan.
Orang yang berniat camp itu menyembunyikan miras di sepeda motor.
Hasilnya? Sama, menurut Parno, orang yang sedang camp itu malah tidak mendapatkan ketenangan semalam suntuk, bahkan tak berani keluar dari tenda.
"Mereka tidak berani keluar, katanya ada sosok besar yang berkeliling. Saya sebelumnya sudah mengingatkan tapi ngeyel, nekat membawa miras, akhirnya seperti itu," pungkas dia.
Baca juga: Sejarah Candi Plaosan di Bugisan Klaten, Ternyata Ada Kisah Romantis Pasangan Beda Agama
(*)
Rekomendasi Wisata di Wonogiri, Air Terjun Girimanik Lereng Gunung Lawu di Kecamatan Slogohimo |
![]() |
---|
5 Rekomendasi Wisata di Wonogiri Jateng Selain Waduk Gajah Mungkur, Ada Ranu Kumbolo Versi Minimalis |
![]() |
---|
Wisata Wonogiri: Akses ke Waduk Gajah Mungkur Bisa Pakai Kendaraan Umum, Kini Ada Angkot |
![]() |
---|
Wisata di Wonogiri Pantai Klotok 2,5 Jam dari Kota Solo, Dulunya Dermaga Perahu Nelayan |
![]() |
---|
5 Rekomendasi Wisata di Dekat Stasiun Wonogiri Jateng : Sensasi Liburan di Danau hingga Pegunungan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.